Have Seat Will Travel – Jelajah Puncak Mandala bukan sekadar pendakian biasa. Puncak ini menyimpan keindahan dan tantangan luar biasa. Papua dikenal punya dataran tinggi memesona. Alam Papua liar dan tak biasa. Puncak Mandala berdiri di Jayawijaya. Gunung ini adalah yang tertinggi kedua di Indonesia. Posisinya di bawah Puncak Jaya. Tinggi gunung ini mencapai 4.760 mdpl. Jalurnya berat dan ekstrem. Jalur ini tidak ramah untuk pemula. Pendaki dari berbagai negara telah mengakuinya. Teknik dan fisik sangat diperlukan di jalur ini. Jalur tidak bisa dianggap enteng. Julukan “Julianna” diberikan oleh orang Belanda. Nama itu diberikan sejak masa kolonial. Salju abadi pernah menyelimuti puncak ini. Namun volumenya kini terus menyusut. Penyebab utamanya pemanasan global. Cuaca tetap dingin meski salju berkurang. Pendaki harus membawa perlengkapan hangat dan anti-air.
Gunung Mandala tidak cocok untuk pendaki sembarangan. Persiapan matang wajib dilakukan sebelumnya. Jalurnya belum banyak dilalui. Medan terbilang masih liar. Aksesnya sangat terbatas. Izin mendaki harus diurus resmi. Logistik harus dibawa sendiri. Dana perjalanan pun cukup besar. Pendakian tak boleh dilakukan asal-asalan. Banyak nyawa bisa terancam jika sembrono. Persiapan mental harus diperhatikan juga. Banyak pendaki menyerah sebelum puncak. Keberhasilan hanya diraih oleh yang disiplin dan sabar. Puncak ini tak bisa ditaklukkan tanpa strategi. Risiko sangat tinggi dan cuaca bisa berubah drastis. Jalur tertutup kabut atau hujan deras bisa terjadi. Komunikasi dengan tim penting dilakukan secara rutin. Waktu tempuh bisa lebih panjang dari perkiraan. Fokus dan kondisi fisik harus dijaga sepanjang jalur. Ketahanan tubuh dan mental harus dilatih sejak awal.
Tingkatkan daya tahan fisik secara rutin. Pelajari rute dan kondisi cuaca. Bawa perlengkapan sesuai standar pendakian. Siapkan logistik dan bahan makanan sendiri. Lapor ke petugas sebelum naik. Gunakan peta dan GPS. Kenakan pakaian hangat dan kedap air. Hitung dan siapkan dana perjalanan.
“Baca juga: Surga Surfing di Teluk Dalam: Menaklukkan Ombak Nias Selatan”
Puncak Mandala pernah ditaklukkan oleh tim Belanda pada tahun 1959. Pendakian ini dipimpin oleh Herman Verstappen bersama Arthur Escher, Max Tissing, Jan de Wjin, dan Piet ter Laag. Mereka berhasil mencapai puncak melalui jalur utara. Keberhasilan ini menjadi pencapaian penting dalam sejarah pendakian Indonesia. Kemudian, pada tahun 1990, dua pendaki asal Inggris, Bruce Parry dan Mark Anstice, juga berhasil menaklukkan puncak ini melalui jalur selatan. Kedua pendakian tersebut membuktikan betapa sulitnya medan yang harus dilalui. Banyak pendaki dari berbagai negara mencoba, namun gagal mencapai puncak. Salah satunya adalah pendaki asal Australia yang menyerah hanya beberapa meter sebelum puncak. Gunung ini memang dikenal ekstrem dan hanya dapat ditaklukkan oleh mereka yang benar-benar siap secara fisik, mental, dan logistik.
“Simak juga: Pantai Goa Cina: Daya Tarik Alam Liar dan Eksotis di Malang Selatan”
Puncak Mandala adalah ikon alam Papua. Gunung ini berdiri megah dan mempesona. Dikelilingi hutan lebat dan lembah liar. Alamnya masih sangat alami. Petualangan sejati bisa dirasakan di sini. Bukan hanya fisik yang diuji, tapi juga mental. Gunung ini mengajarkan banyak hal. Terutama soal batas dan kesabaran. Puncak Mandala bukan untuk dipamerkan. Pendakian harus dilakukan dengan bijak. Banyak yang hanya mengejar pamor. Namun keselamatan harus tetap nomor satu. Jangan sampai nyawa dikorbankan demi gengsi. Banyak yang gagal karena sombong. Semoga keindahan ini tetap terjaga. Papua adalah rumah bagi alam luar biasa.