Have Seat Will Travel – Danau Habema Papua menjadi salah satu mahakarya alam yang tak hanya memukau mata, tetapi juga membangkitkan rasa kagum yang mendalam. Terletak di ketinggian sekitar 3.225 meter di atas permukaan laut, danau ini berada di kawasan Taman Nasional Lorentz, dikelilingi oleh pegunungan tinggi dan hutan dataran tinggi khas Papua. Dalam setiap langkah menuju danau ini, pengunjung seolah dibimbing oleh langit biru dan awan bergulung yang mengapung di cakrawala. Dataran yang ditumbuhi padang rumput, tanaman rumah semut, hingga anggrek hitam menjadi pemandangan khas yang menyambut di sepanjang jalur menuju danau. Udara dingin yang menusuk akan bertemu hangatnya cahaya matahari, menciptakan suasana kontras yang menyegarkan. Setiap detik perjalanan membawa pengalaman spiritual tersendiri. Keindahan ini menjadikan Danau Habema bukan sekadar tujuan wisata, tetapi juga ruang kontemplasi di tengah sunyinya pegunungan Papua yang megah dan agung.
Jarak tempuh menuju Danau Habema Papua dari Wamena hanya sekitar 48 kilometer. Namun, jarak ini tak bisa disepelekan begitu saja karena medan yang harus dilalui penuh tantangan. Jalan berkelok, bebatuan tajam, serta kontur tanah yang menanjak menjadikan perjalanan ini hanya cocok bagi kendaraan berpenggerak empat roda. Dalam kondisi jalan normal, waktu tempuh mungkin hanya 1,5 jam, tetapi pada kenyataannya perjalanan bisa memakan waktu hingga 3 jam tergantung kondisi cuaca dan kendaraan. Meski demikian, segala kelelahan akan sirna begitu pandangan mata mulai dimanjakan oleh bentang alam yang memesona. Hamparan pepohonan tinggi, kabut tipis, dan suhu yang menyejukkan akan menjadi teman setia sepanjang rute. Bahkan jika perjalanan dimulai dini hari, matahari terbit yang muncul di antara pegunungan menjadi pengalaman langka dan sangat mengesankan. Rasa letih tidak akan terlalu terasa karena keindahan akan hadir di setiap sudut perjalanan menuju lokasi.
“Baca juga: Pernah Dengar Pulau Labengki? Setelah Lihat Foto Ini, Kamu Pasti Langsung Pesan Tiket!”
Selain pesona visualnya yang luar biasa, Danau Habema juga memiliki dimensi kultural dalam kehidupan masyarakat lokal. Masyarakat suku Dani menganggap danau ini keramat dan sebagai sumber kehidupan yang sangat sakral. Air danau dipercaya memberi kesuburan pada tanah dan menjaga keseimbangan alam di sekitarnya. Nama asli Danau Habema adalah Yuginopa menurut masyarakat lokal di wilayah Papua pegunungan. Nama Habema berasal dari seorang perwira Belanda yang ikut ekspedisi ke Trikora pada tahun 1909. Kisah tentang danau ini masih diceritakan turun-temurun oleh tetua adat secara lisan hingga sekarang. Selain nilai spiritual, danau ini juga memiliki peran penting dalam ekologi Pegunungan Jayawijaya. Fungsi ekologis danau menjadikan kawasan sekitarnya tetap alami dan terjaga keanekaragaman hayatinya. Makna budaya dan keyakinan lokal memberi Danau Habema nilai lebih dari sekadar tempat wisata biasa. Danau ini mencerminkan harmoni antara manusia dan alam dalam tradisi masyarakat Papua yang lestari.
Begitu tiba di tepi Danau Habema, pandangan akan langsung tertuju pada pemandangan spektakuler yang tak biasa ditemukan di tempat lain di Indonesia. Danau yang luas terbentang dengan latar belakang Gunung Trikora yang menjulang, dihiasi salju tropis yang menyelimuti puncaknya. Panorama ini memberikan kesan seolah-olah kita sedang berdiri di negeri utara, padahal masih di tanah Papua yang tropis. Kabut tipis seringkali melintas pelan di atas permukaan air, menambah nuansa magis yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Pada musim tertentu, suhu di kawasan ini dapat turun hingga 0 derajat di malam hari dan hanya sekitar 10 derajat saat siang, menciptakan iklim pegunungan tinggi yang sangat kontras dengan daerah lain di Indonesia. Keunikan suhu dan vegetasi pegunungan tinggi yang langka menjadikan danau ini sebagai situs alam luar biasa yang menyuguhkan nuansa dingin, hening, dan sangat memikat.
“Simak juga: Terungkap! Teknologi AI FICE Ubah Cara Dunia Hadapi Krisis Iklim!”
Lingkungan di sekitar Danau Habema menyimpan kekayaan hayati yang tidak biasa. Sejumlah tanaman khas Papua tumbuh subur, seperti anggrek hitam dan rumah semut, yang hanya bisa ditemukan di dataran tinggi dengan iklim tertentu. Vegetasi ini tumbuh liar di hamparan padang rumput luas yang mengelilingi danau, menciptakan kombinasi warna dan bentuk yang memanjakan mata. Selain tumbuhan, kawasan ini juga merupakan habitat berbagai jenis burung endemik Papua. Bila beruntung, pengunjung bisa melihat atau mendengar suara burung cendrawasih yang terkenal indah dan langka. Suasana yang tenang dan minim gangguan manusia membuat satwa-satwa ini merasa nyaman berada di wilayah tersebut. Ekosistem ini telah dijaga secara alami oleh kondisi geografisnya yang sulit dijangkau dan oleh masyarakat lokal yang menjaga keharmonisan dengan alam. Keberadaan satwa dan flora yang khas membuat kawasan Danau Habema memiliki nilai konservasi tinggi yang patut dijaga keberlanjutannya.