Have Seat Will Travel – Bukit Cinta Lembata menjadi tujuan spontan kami hanya tiga jam sebelum terbang kembali ke Kupang. Rekomendasi warga sekitar cukup menggoda untuk menyempatkan singgah, apalagi banyak yang menyebutnya spot foto favorit. Setibanya kami di sana bersama beberapa rekan media, hawa panas langsung terasa saat matahari mulai naik tinggi. Tapi semua itu seolah tak berarti saat mata menyapu pemandangan luar biasa. Dari atas bukit, terlihat jalan-jalan meliuk, hamparan biru laut, bukit hijau, serta gunung dengan atap awan lembut. Lokasi ini berada di Desa Bour, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Di puncaknya, terdapat sebuah prasasti bertuliskan LOVE yang menjadi ikon utama. Tangga beton mengelilinginya, membawa pengunjung naik perlahan hingga mencapai puncak. Sepasang patung tangan besar menghiasi bagian huruf O dan V, jari-jarinya membentuk simbol hati. Bukit Cinta Lembata menawarkan pemandangan sekaligus suasana tenang yang menyentuh perasaan.
Sejarah dan Simbol Cinta dari Bukit Cinta Lembata
Bukit Cinta Lembata memiliki nama asli Wolor Pass yang berasal dari bahasa Lamaholot. Nama ini diartikan sebagai tempat cinta atau tempat berhenti untuk melepas penat. Menurut Yos Wolor, pemilik tanah di area tersebut, patung tangan cinta dibangun oleh inisiatif pemerintah daerah sekitar tiga tahun lalu. Lokasinya sering dijadikan tempat istirahat oleh warga yang sedang melakukan perjalanan jauh. Seiring waktu, tempat ini mulai ramai dikunjungi oleh anak muda pada sore hari untuk menikmati suasana romantis dan berfoto. Tangga-tangga beton tidak hanya berhenti di prasasti cinta, tetapi terus melingkar turun hingga menghadap ke arah pantai. Di sisi seberang, terlihat gerai bertuliskan Kuliner Wolor Pass, meskipun saat kami datang belum berfungsi. Yos dan kawannya Roy Kala sedang membangun rangka besar bertuliskan LEMBATA di tepi jalan sebagai ikon tambahan. Semua unsur yang ada di Bukit Cinta Lembata menambah daya tarik sekaligus memperkuat identitas lokal yang khas dan penuh makna.
Panorama Alam yang Menyambut Setiap Langkah
Pemandangan dari Bukit Cinta Lembata sungguh memanjakan mata. Dari puncaknya, pengunjung bisa melihat Gunung Bour, Gunung Koge, Gunung Ile Boleng, dan Laut Bour yang membentang luas. Udara pegunungan berpadu dengan aroma laut menciptakan suasana yang menyegarkan. Warna biru laut dan putih pasir kontras dengan hijau pepohonan dan tanah berbukit. Langit terasa lebih dekat, seolah bisa disentuh di antara jari-jari patung cinta yang membentuk hati. Sekitar pukul 10.45 WITA, matahari makin terik namun cahaya yang jatuh di atas bukit menciptakan warna-warna hangat untuk berfoto. Saat kami berada di sana, dua perempuan mampir dari tempat kerja mereka untuk beristirahat sejenak dan mengambil gambar. Tempat ini benar-benar menjadi ruang singgah yang tenang sekaligus romantis. Tak perlu aktivitas berat untuk menikmati tempat ini, cukup duduk atau berjalan perlahan sambil menyerap keindahan yang tersaji dari segala arah. Bukit Cinta Lembata adalah destinasi yang menyatukan alam dan nuansa perasaan.
Akses Menuju Bukit Cinta dan Biaya Perjalanan
Bagi wisatawan dari luar Kabupaten Lembata, akses ke Bukit Cinta cukup terbuka namun tetap menantang. Perjalanan bisa dilakukan dengan pesawat dari Kota Kupang menuju Bandara Wunopito Lewoleba dengan durasi sekitar 40 menit. Alternatif lainnya adalah kapal laut yang memakan waktu delapan jam. Dari bandara menuju Bukit Cinta, pengunjung dapat menggunakan jasa ojek dengan tarif antara 30 ribu hingga 50 ribu rupiah. Kalimat bahwa tidak tersedia angkutan umum langsung menuju Bukit Cinta sering terdengar dari warga lokal. Opsi lainnya adalah menggunakan travel pribadi dengan biaya mulai dari 100 ribu hingga 500 ribu tergantung lamanya pemakaian. Jalan menuju lokasi belum semuanya halus, tetapi di sepanjang perjalanan pengunjung akan menemui banyak pemandangan menarik. Aktivitas warga seperti mengambil kerikil, membangun jalan raya, hingga rumah-rumah tradisional dan sekolah-sekolah di pinggir pantai menjadi bagian dari pengalaman perjalanan. Bukit Cinta Lembata bukan hanya tentang tujuan, tapi juga tentang kisah sepanjang jalan.
Senja Romantis yang Tidak Terlupakan
Bagi penggemar momen senja, Bukit Cinta Lembata menghadirkan pemandangan matahari terbenam yang luar biasa. Saat cahaya oranye jatuh ke permukaan laut dan menyinari patung cinta di puncak bukit, suasana menjadi sangat dramatis dan menyentuh. Menurut Kor Sakang, warga Kelurahan Selandoro, pemandangan sunset di tempat ini adalah yang terbaik di seluruh Lembata. Ketika sore tiba, bayangan gunung dan pepohonan menciptakan lukisan alam yang nyaris sempurna. Warna langit berubah perlahan dari biru muda menjadi jingga dan akhirnya ungu gelap, menutup hari dengan damai. Meskipun kami tidak sempat menunggu sunset karena harus segera ke bandara, kesan mendalam tetap tertinggal. Tidak heran jika tempat ini disebut surga berbentuk hati. Keindahan alam, patung cinta, serta makna filosofisnya menjadikan Bukit Cinta lebih dari sekadar objek wisata. Ini adalah tempat untuk kembali, untuk mengingat, dan untuk jatuh hati lagi dan lagi.