Have Seat Will Travel – Jacky Chan bukan hanya dikenal sebagai aktor laga internasional, tetapi juga sebagai sosok yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kemanusiaan. Salah satu jejak kebaikannya ada di Aceh, tepatnya di Desa Neuheun, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar. Setelah bencana gempa dan tsunami yang melanda Aceh pada Desember 2004, dukungan internasional mengalir deras, termasuk dari Tiongkok. Di antara bantuan tersebut, Jacky Chan berperan aktif dalam menggalang dana untuk membangun perumahan bagi korban tsunami. Perumahan ini kemudian dikenal sebagai Kampung Jacky Chan, atau secara resmi dinamakan Kampung Persahabatan Indonesia Tiongkok. Rumah-rumah yang dibangun di kawasan perbukitan ini menjadi simbol solidaritas global dan persahabatan lintas negara. Hingga kini, tempat ini tetap berdiri dan dihuni oleh warga yang pernah menjadi penyintas bencana. Keberadaannya kini juga menjadi daya tarik wisata sejarah yang patut dikenang.
Setibanya di Desa Neuheun, pengunjung akan disambut gapura kuning besar bertuliskan Kampung Persahabatan Indonesia Tiongkok yang menjadi pintu masuk Kampung Jacky Chan. Nuansa oriental sangat terasa di area ini, mulai dari bentuk atap gapura hingga prasasti tiga bahasa yang menceritakan sejarah singkat kompleks ini. Menurut warga setempat, pembangunan perumahan ini dilakukan berkat bantuan pemerintah Tiongkok dan digerakkan oleh semangat kemanusiaan dari Jacky Chan. Sebanyak 200 unit rumah telah dibangun dan dihuni oleh para korban bencana dari berbagai wilayah, termasuk Banda Aceh dan Aceh Selatan. Keberadaan kampung ini kini menjadi tempat favorit warga lokal untuk menghabiskan waktu sore sambil menikmati kopi di warung milik penduduk. Beberapa pengunjung bahkan datang hanya untuk berfoto dan menikmati pemandangan alam dari atas bukit. Meski sederhana, tempat ini menyimpan makna solidaritas yang mendalam bagi masyarakat Aceh.
Akses menuju Kampung Jacky Chan cukup menantang namun menyenangkan. Pengunjung harus menempuh perjalanan sekitar 45 menit dari pusat Kota Banda Aceh ke arah timur. Rute menuju kawasan ini melewati perbukitan yang menyuguhkan pemandangan alam indah dari Pegunungan Bukit Barisan. Sepanjang jalan, akan terlihat pemandangan laut biru yang membentang hingga ke cakrawala. Bagi pengendara motor yang belum terbiasa, jalur ini bisa terasa berat karena beberapa bagian cukup terjal. Namun pemandangan yang disuguhkan sepanjang perjalanan menjadikan tantangan itu sepadan. Penggunaan mobil lebih direkomendasikan untuk kenyamanan dan keselamatan. Waktu terbaik untuk datang adalah antara pukul empat hingga enam sore saat matahari mulai condong dan cuaca terasa lebih sejuk. Pada saat itu, langit jingga mulai menghias cakrawala dan bayangan pohon berpadu dengan gemerlap pantulan cahaya laut. Momen seperti ini menjadi waktu sempurna untuk mengabadikan keindahan kampung ini.
“Simak juga: Xiaomi 17 Akhirnya Rilis! Spesifikasinya Bikin HP Flagship Lain Gemetar!”
Kompleks Kampung Jacky Chan menyatu dengan indahnya pemandangan alam yang menakjubkan. Dari puncak bukit, mata pengunjung akan dimanjakan dengan panorama laut lepas yang membentang luas. Di kejauhan tampak Pulau Weh yang menjadi garis batas antara Selat Malaka dan Samudra Hindia. Saat malam tiba, sisi lain dari bukit menyuguhkan pemandangan gemerlap Kota Banda Aceh yang tampak indah dari ketinggian. Penerangan lampu kota yang membentuk garis bercahaya di kejauhan memberikan nuansa romantis yang tak terlupakan. Arsitektur khas oriental terlihat dari bangunan gapura serta detail prasasti yang mencerminkan persahabatan antarbangsa. Gaya arsitektur yang unik ini memperkuat kesan bahwa kampung ini bukan hanya tempat tinggal, melainkan juga simbol kebersamaan. Bagi pecinta fotografi dan sejarah, kampung ini adalah perpaduan sempurna antara keindahan alam dan warisan kemanusiaan yang penuh makna. Warga sekitar juga ramah dan terbuka kepada wisatawan yang datang berkunjung.
Kampung Jacky Chan merupakan warisan nyata dari solidaritas dunia terhadap Aceh pasca bencana besar yang terjadi hampir dua dekade lalu. Gempa dan tsunami berkekuatan 9 koma 1 skala Richter yang terjadi pada 26 Desember 2004 telah merenggut ratusan ribu nyawa dan menghancurkan ribuan rumah. Namun dari puing-puing kehancuran, lahir semangat gotong royong dari berbagai negara yang datang membantu pemulihan. Salah satu bentuk bantuan tersebut diwujudkan dalam bentuk pembangunan pemukiman permanen di Desa Neuheun. Bantuan ini dipelopori oleh Jacky Chan yang bersama China Charity Federation dan Red Cross Society of China berhasil membangun rumah bagi para korban. Meski tragedi telah lama berlalu, ingatan akan kebaikan ini terus hidup dalam ingatan warga. Kini tempat ini bukan hanya menjadi tempat tinggal tetapi juga monumen hidup dari persahabatan Indonesia dan Tiongkok. Kisah ini mengingatkan kita bahwa dari tragedi bisa tumbuh harapan dan dari bantuan lahirlah perdamaian.
Artikel ini bersumber dari okemedan.com dan untuk lebih lengkapnya kalian bisa baca di haveseatwilltravel
Penulis : Sarah Azhari
Editor : Anisa