Have Seat Will Travel – Mendaki Gunung Everest adalah impian banyak pendaki di dunia. Gunung tertinggi ini selalu menarik perhatian petualang. Namun, ada banyak hal penting yang harus diketahui sebelum melakukan pendakian. Baru-baru ini, pemerintah Nepal menerapkan aturan baru demi keselamatan pendaki. Salah satu aturan utama adalah penggunaan chip pelacak. Chip ini harus disewa dan dipakai oleh semua pendaki selama pendakian berlangsung. Aturan ini berlaku untuk setiap orang yang akan mendaki dari sisi Nepal. Direktur Departemen Wisata Nepal, Rakesh Gurung, menjelaskan bahwa chip ini sudah dipakai oleh beberapa perusahaan terkenal. Namun kini, pemakaian chip pelacak diwajibkan bagi semua pendaki Gunung Everest.
Chip ini menggunakan teknologi global positioning system (GPS) untuk melacak posisi pendaki secara real-time. Jika terjadi kecelakaan atau kondisi darurat, tim penyelamat dapat lebih cepat menemukan lokasi pendaki. Dengan adanya chip pelacak ini, proses pencarian dan evakuasi diharapkan menjadi lebih efektif dan aman. Pendaki harus membayar biaya sewa chip sekitar USD 10 sampai USD 15 atau setara dengan Rp 157 ribu hingga Rp 253 ribu per chip. Chip tersebut dijahit ke jaket atau pakaian pendaki agar tidak mudah hilang selama perjalanan. Setelah pendakian selesai, chip harus dikembalikan agar bisa dipakai oleh pendaki lainnya.
Biaya pendakian Gunung Everest tidaklah murah. Pendaki wajib membayar izin resmi dari pemerintah Nepal sebesar USD 11 ribu atau sekitar Rp 172 juta. Selain izin, pendaki harus menyiapkan dana untuk sewa peralatan, perlengkapan, makanan, dan kebutuhan lainnya. Oksigen tambahan selama pendakian juga perlu disiapkan dengan baik. Selain itu, jasa pemandu Sherpa juga wajib digunakan untuk memastikan keamanan dan kelancaran pendakian. Total biaya yang dibutuhkan untuk mendaki Gunung Everest biasanya mencapai sekitar USD 35 ribu atau setara Rp 550 juta. Biaya ini termasuk semua keperluan pendakian dari awal hingga akhir.
Mendaki Everest memerlukan persiapan matang, baik fisik maupun mental. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pendakian biasanya mencapai dua bulan. Hal ini termasuk waktu aklimatisasi dan menunggu kondisi cuaca yang tepat. Musim terbaik untuk melakukan pendakian singkat biasanya pada pertengahan Mei. Cuaca pada bulan ini relatif stabil dan suhu masih memungkinkan untuk perjalanan yang aman.
“Baca juga: Jelajahi Hutan Mangrove Wonorejo Surabaya, Ini Harga Tiket dan Jam Operasionalnya”
Tahun 2023 tercatat sekitar 478 izin pendakian Gunung Everest dikeluarkan oleh pemerintah Nepal. Dari jumlah ini, 12 pendaki meninggal dunia akibat kecelakaan dan kondisi ekstrim. Selain itu, lima orang dinyatakan hilang selama pendakian. Data ini menunjukkan betapa berisikonya aktivitas mendaki gunung tertinggi di dunia ini. Para pendaki harus benar-benar siap secara fisik dan mental menghadapi tantangan besar ini.
Selain risiko kecelakaan saat mendaki gunung everest, masalah kebersihan juga menjadi perhatian serius pemerintah Nepal. Pada awal Februari 2025, aturan baru diterapkan untuk menjaga kebersihan Gunung Everest. Pendaki diwajibkan membawa pulang kotoran atau sampah pribadi mereka sendiri. Aturan ini diterapkan karena gunung tersebut mulai mengeluarkan bau tidak sedap akibat penumpukan kotoran manusia. Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi polusi dan menjaga lingkungan gunung tetap bersih dan lestari. Pendaki yang melanggar aturan ini bisa dikenakan sanksi atau denda oleh otoritas setempat.
“Simak juga: Sustainable Living ala Pelaut: Rahasia Hidup Ramah Lingkungan di Kapal”
Sebelum memulai pendakian, calon pendaki harus memahami seluruh aturan dan persyaratan yang berlaku. Persiapan fisik wajib dilakukan dengan latihan yang teratur dan fokus pada daya tahan tubuh. Mental yang kuat juga sangat penting untuk menghadapi tekanan di ketinggian ekstrem. Gunakan perlengkapan berkualitas dan pastikan semua alat berfungsi dengan baik. Oksigen tambahan tidak boleh kurang dan harus disiapkan dengan teliti. Selalu patuhi instruksi dan arahan dari pemandu Sherpa yang sudah berpengalaman. Mereka sangat membantu dalam navigasi dan menjaga keselamatan selama pendakian.
Selain aspek teknis, calon pendaki juga harus siap menghadapi cuaca ekstrem dan perubahan kondisi yang cepat. Jangan pernah meremehkan tanda-tanda kelelahan atau gejala penyakit ketinggian. Segera laporkan ke pemandu jika merasakan gejala yang tidak biasa. Menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan gunung juga menjadi tanggung jawab setiap pendaki. Bawa semua sampah dan kotoran kembali ke tempat yang telah disediakan. Hal ini sangat penting untuk menjaga kelestarian Gunung Everest dan kenyamanan pendaki lain.