Have Seat Will Travel – Pantai Parangtritis merupakan salah satu pantai paling terkenal di wilayah selatan Yogyakarta. Letaknya sekitar 27 kilometer dari pusat kota dan mudah diakses oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Nama Parangtritis berasal dari dua kata yaitu Parang yang berarti batu dan Tumaritis yang berarti air yang menetes. Konon nama tersebut muncul saat Pangeran Dipokusumo melakukan pertapaan di tepi pantai ini. Pantai ini memiliki ciri khas berupa pasir vulkanik berwarna hitam yang mengilap, ombak besar yang menggulung tinggi, serta angin pantai yang kencang. Selain menikmati panorama laut, pengunjung juga dapat melakukan aktivitas seperti menaiki ATV, menunggang kuda, bermain layang-layang, atau sekadar duduk santai menikmati suasana. Pemandangan bukit kecil di kejauhan menambah daya tarik visual pantai ini. Meski tampak indah dan menenangkan, Parangtritis juga menyimpan sisi lain yang misterius dan memikat rasa ingin tahu siapa pun yang datang.
Pantai Parangtritis tidak hanya dikenal karena keindahannya tetapi juga karena kisah mistis yang menyelimutinya sejak lama. Cerita mengenai keberadaan Ratu Pantai Selatan atau Nyai Roro Kidul telah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat sekitar. Menurut legenda, sang ratu menguasai lautan selatan dan memiliki hubungan spiritual dengan Keraton Yogyakarta. Satu kepercayaan yang masih dijunjung hingga kini adalah larangan menggunakan pakaian berwarna hijau ketika berkunjung ke pantai ini. Warna hijau dipercaya merupakan warna kesukaan sang ratu dan mereka yang memakainya dikhawatirkan akan ditarik ke lautan untuk dijadikan pengikutnya. Walaupun mitos ini belum terbukti secara ilmiah, banyak orang tetap menghormati aturan tersebut. Kepercayaan ini menjadi bagian penting dalam narasi budaya yang menyertai Pantai Parangtritis, menjadikannya lebih dari sekadar lokasi wisata tetapi juga tempat dengan nilai spiritual dan aura mistis yang kuat.
“Baca juga: Mau Lihat Surga Dunia? Selami Laut Wakatobi, Pesonanya di Luar Nalar!”
Bagi wisatawan yang berkunjung ke pantai selatan ini, penting untuk memahami bahwa Pantai Parangtritis bukan hanya tempat berlibur biasa. Ombak di wilayah ini dikenal sangat tinggi dan kuat, dengan ketinggian yang dapat mencapai 6 meter. Permukaan laut yang terlihat tenang bisa berubah menjadi ombak besar dalam waktu singkat. Banyak insiden kecelakaan terjadi di pantai ini karena wisatawan tidak memperhatikan peringatan keselamatan. Oleh karena itu, larangan untuk mandi atau berenang di area tertentu diterapkan secara ketat. Selain karena arus laut yang kuat, warna ombak yang kehijauan juga menyulitkan proses pencarian saat seseorang hilang. Larangan memakai pakaian hijau pun didukung oleh alasan keamanan ini, karena pakaian tersebut bisa tersamarkan oleh warna laut. Meski peraturan tersebut tidak selalu ditulis secara resmi, namun informasi ini terus disampaikan oleh masyarakat lokal kepada para pengunjung yang datang.
Meski dikenal dengan nuansa mistis dan bahaya ombaknya, Pantai Parangtritis tetap menjadi tempat wisata yang sangat digemari. Banyak aktivitas menarik yang bisa dilakukan oleh pengunjung dari segala usia. Bagi yang menyukai tantangan, menyewa ATV untuk menjelajahi garis pantai yang panjang menjadi pilihan seru. Terdapat pula kuda dan kereta kuda yang disediakan oleh warga sekitar sebagai transportasi wisata yang unik. Pemandangan matahari terbenam di pantai ini sangat ikonik, menjadikannya spot favorit untuk berfoto atau hanya sekadar menikmati ketenangan sore. Di sisi lain, bukit pasir Parangkusumo yang berada tidak jauh dari lokasi pantai juga sering dijadikan tempat bermain sandboarding. Banyak dari aktivitas ini ditawarkan langsung oleh penduduk lokal yang sudah terbiasa mendampingi wisatawan. Suasana alami dan terbuka membuat pantai ini menjadi tempat yang cocok untuk melepas penat dan bersantai sejenak dari keramaian kota.
Keberadaan Pantai Parangtritis tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai budaya dan spiritual yang diyakini oleh masyarakat Jawa. Pantai ini dianggap memiliki hubungan magis dengan Keraton Yogyakarta sehingga berbagai ritual dan upacara adat sering dilakukan di sekitarnya. Salah satunya adalah labuhan, yaitu ritual persembahan ke laut yang dilakukan oleh pihak keraton untuk menghormati Nyai Roro Kidul. Upacara ini bukan hanya menjadi bagian dari tradisi, tetapi juga simbol penghormatan terhadap alam dan kekuatan yang tidak terlihat. Pengunjung dari luar daerah yang menyaksikan upacara ini sering merasa takjub karena atmosfer sakral yang tercipta begitu kuat. Meskipun tidak semua orang mempercayai hal mistis, keberadaan mitos dan ritual di Pantai Parangtritis tetap dilihat sebagai warisan budaya yang harus dijaga. Bahkan banyak wisatawan datang bukan hanya untuk berwisata alam, tetapi juga untuk merasakan langsung sisi spiritual dari pantai ini yang telah dikenal luas di Indonesia.