Have Seat Will Travel – Taman Nasional Baluran merupakan kawasan konservasi alam yang terletak di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Tempat ini menjadi rumah bagi berbagai flora dan fauna langka yang hidup di ekosistem alami tanpa banyak campur tangan manusia. Luas kawasan ini mencapai lebih dari dua puluh lima ribu hektare dengan lanskap memukau yang terdiri atas hutan, savana, hingga pantai. Keindahan panorama alamnya membuat para wisatawan menjuluki Baluran sebagai Africa van Java. Julukan tersebut muncul karena hamparan savana Bekol yang luasnya menyerupai padang Afrika. Di kawasan ini pengunjung dapat melihat kawanan banteng, rusa, dan monyet liar berkeliaran bebas di tengah rerumputan. Selain itu keindahan matahari terbit di Pantai Bama juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pencinta fotografi alam. Keaslian lingkungan dan keberagaman hayatinya menjadikan Taman Nasional Baluran sebagai destinasi wisata alam unggulan di Indonesia.
Taman Nasional Baluran memiliki kekayaan ekosistem yang luar biasa dan menjadi salah satu yang terlengkap di Pulau Jawa. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kawasan ini memiliki lebih dari tujuh ratus jenis tumbuhan dan ratusan spesies satwa liar. Dari dataran rendah hingga wilayah pantai, setiap sudutnya menyimpan pesona alam yang berbeda. Wisatawan dapat menemukan hutan mangrove yang lebat, hutan musim yang hijau, hingga padang savana yang luas dan eksotis. Salah satu spot paling terkenal adalah Savana Bekol yang sering disebut mini Afrika karena lanskapnya yang gersang namun indah. Selain itu terdapat Pantai Bama yang menjadi lokasi snorkeling dan menyelam karena air lautnya yang jernih serta terumbu karangnya yang masih terjaga. Keanekaragaman hayati di Taman Nasional Baluran menunjukkan pentingnya pelestarian lingkungan agar keseimbangan ekosistem tetap terjaga secara alami.
“Baca juga: Gak Cuma Main Ombak! Pantai Glagah Kulonprogo Bakal Punya Wisata Jeep Super Keren!”
Sejarah Taman Nasional Baluran bermula sejak masa penjajahan Belanda ketika seorang naturalis bernama A H Loedeboer menemukan kawasan ini pada tahun 1937. Karena keunikan alam dan keberagaman satwanya wilayah tersebut kemudian ditetapkan sebagai suaka margasatwa oleh pemerintah kolonial. Setelah Indonesia merdeka kawasan ini terus dijaga hingga akhirnya pada tahun 1980 secara resmi diubah statusnya menjadi taman nasional. Lokasinya yang berada di dekat Gunung Ijen menjadikan kawasan ini memiliki kombinasi topografi yang menakjubkan antara pegunungan dan dataran rendah. Pemerintah menjaga kelestarian Taman Nasional Baluran dengan menerapkan sistem zonasi yang ketat untuk menjaga habitat satwa agar tidak terganggu oleh aktivitas manusia. Berbagai penelitian dan kegiatan pendidikan juga sering dilakukan di sini sebagai upaya mengenalkan nilai penting konservasi alam kepada masyarakat. Sejarah panjang tersebut menunjukkan komitmen Indonesia dalam melestarikan kekayaan biodiversitasnya.
“Simak juga: Pakar Prediksi HP Akan Punah, Lihat Teknologi Baru yang Akan Menggantikan!”
Kekayaan hayati Taman Nasional Baluran mencakup ratusan spesies flora dan fauna yang hidup berdampingan secara harmonis. Dari sisi flora terdapat berbagai jenis tanaman khas daerah kering seperti pilang, mimba, asam jawa, hingga widoro bukol yang menjadi ciri khas kawasan ini. Sementara itu fauna yang menghuni taman nasional ini sangat beragam mulai dari banteng jawa, kerbau liar, kancil, hingga macan tutul yang menjadi predator puncak. Selain itu taman nasional ini juga menjadi habitat bagi lebih dari dua ratus jenis burung seperti merak hijau, enggang, bangau tongtong, dan ayam hutan merah. Keberadaan satwa liar ini menjadikan kawasan Baluran sebagai surga bagi fotografer dan peneliti satwa. Pada waktu tertentu pengunjung dapat melihat migrasi burung yang melintasi taman ini dari berbagai wilayah di Asia. Dengan keanekaragaman yang dimiliki, Taman Nasional Baluran menjadi simbol keindahan dan keseimbangan ekosistem tropis Indonesia.
Bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam liar Taman Nasional Baluran tersedia berbagai pilihan destinasi menarik. Di antara spot yang paling populer adalah Goa Jepang, Savana Bekol, Pantai Bama, Pantai Balanan, dan Pantai Pandeyan. Setiap lokasi menawarkan pengalaman berbeda mulai dari menjelajahi padang savana, mengamati satwa liar, hingga bersantai di tepi pantai dengan air laut yang jernih. Untuk harga tiket masuk pada hari biasa wisatawan domestik dikenai biaya lima ribu rupiah sedangkan wisatawan mancanegara seratus lima puluh ribu rupiah per orang. Pada akhir pekan harga tiket sedikit lebih tinggi yaitu tujuh ribu lima ratus rupiah untuk wisatawan lokal dan dua ratus dua puluh lima ribu rupiah bagi wisatawan asing. Pengunjung yang datang secara rombongan juga mendapatkan tarif khusus dengan minimal sepuluh orang. Setiap pengunjung diimbau menjaga kebersihan serta tidak mengganggu satwa agar kelestarian alam tetap terpelihara.
Artikel ini bersumber dari detik dan untuk lebih lengkapnya kalian bisa baca di haveseatwilltravel
Penulis : Sarah Azhari
Editor : Anisa