Have Seat Will Travel – Pantai Plengkung Banyuwangi terletak di ujung tenggara Pulau Jawa. Pantai ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Lokasinya langsung menghadap ke Samudera Hindia. Nama lain Pantai Plengkung adalah G-Land. Julukan G-Land diberikan karena beberapa alasan unik. Salah satunya karena bentuk pantainya yang melengkung seperti huruf G. Selain itu, nama tersebut juga dikaitkan dengan Teluk Grajagan. Beberapa menyebut G berasal dari kata “green” karena letaknya di tengah hutan. Sebagian lagi percaya G dari kata “great” karena ombaknya luar biasa.
Pantai Plengkung menjadi salah satu dari tujuh spot surfing terbaik dunia. Julukan “The Seven Giant Waves Wonder” disematkan pada lokasi ini. Ombaknya tinggi, panjang, dan sangat cepat. Ombak Pantai Plengkung dibagi dalam tiga tingkatan. Tingkatan pertama adalah Many Track Waves. Ombaknya memiliki tinggi sekitar tiga hingga empat meter. Ombak ini cocok untuk peselancar pemula. Tingkatan kedua adalah Speedis Waves. Ketinggiannya mencapai lima hingga enam meter. Tingkatan tertinggi adalah Kong Waves. Kong Waves memiliki tinggi enam hingga delapan meter. Ombak ini hanya bisa ditaklukkan oleh peselancar profesional. Teknik Tube Riding biasanya digunakan pada ombak ini. Jenis ombak seperti ini hanya ditemukan di Hawai dan Afrika Selatan. Gulungan ombak Pantai Plengkung sangat konsisten. Satu kali hempasan menghasilkan tujuh gulungan sekaligus. Ombak tersebut terbentuk oleh arus Antartika yang dibawa Samudera Hindia. Bentuk teluk yang menghadap langsung samudera memperkuat formasi ombak. Periode ombak terbaik terjadi antara bulan Juli hingga September.
“Baca juga: Hutan Bambu Keputih Surabaya: Surga Hijau yang Instagramable dan Gratis!”
Pantai Plengkung Bayuwangi sering dijadikan lokasi lomba surfing dunia. Kompetisi World Surf League (WSL) sering digelar di sini. Banyuwangi G-Land Internasional Team Challenge juga pernah diadakan. Ajang Da Hui Pro Surfing World Championship juga pernah diselenggarakan. Nama G-Land telah dikenal oleh komunitas peselancar internasional. Para atlet surfing dunia telah banyak berlatih di pantai ini.
Pantai Plengkung tidak hanya untuk surfing. Banyak aktivitas lain bisa dilakukan pengunjung. Panorama alam Taman Nasional Alas Purwo sangat menarik. Hutan bambu bisa dijelajahi dengan trekking. Fauna liar bisa ditemukan berkeliaran di sekitar area. Rusa kadang terlihat mencari makan di pantai. Pantai ini memiliki pasir putih dan karang alami. Wisatawan bisa melakukan diving atau snorkeling. Aktivitas caving juga bisa dilakukan di sekitarnya. Beberapa tempat menyediakan selancar angin dan layar. Penangkaran penyu juga bisa dikunjungi di dekat pantai. Wisatawan bisa menyewa perahu untuk melihat surfer dari laut.
“Simak juga: Menuju Masa Depan Hijau: Rencana Tenaga Listrik Indonesia 2025–2034”
Pantai Plengkung bisa diakses melalui jalur darat dan laut. Dari kota Banyuwangi, jaraknya sekitar 71,9 kilometer. Waktu tempuhnya sekitar dua jam perjalanan. Jalur darat menggunakan bus hingga Kalipahit. Dari Kalipahit, perjalanan dilanjutkan ke Pos Pancur. Kendaraan umum harus berhenti di Pos Pancur. Dari Pos Pancur, dua pilihan perjalanan tersedia. Pengunjung bisa berjalan kaki sejauh sembilan kilometer. Jalur ini akan melewati kawasan hutan lindung. Bisa juga menyewa kendaraan khusus dari pengelola taman. Kendaraan tersebut telah disediakan oleh pihak Taman Nasional. Jalur ini direkomendasikan untuk meminimalisir gangguan fauna.
Perjalanan jalur laut dimulai dari Pantai Grajagan. Pantai Grajagan terletak 40 kilometer dari kota Banyuwangi. Wisatawan dapat naik speedboat atau perahu nelayan. Speedboat memerlukan waktu satu jam perjalanan. Perahu nelayan biasanya membutuhkan waktu dua jam. Wisatawan mancanegara dari Bali memilih jalur ini. Mereka menggunakan speedboat langsung ke G-Land.
Pantai Plengkung memiliki lanskap yang masih sangat alami. Habitat hewan liar dilindungi dalam kawasan taman nasional. Ekosistem pantai dijaga agar tetap lestari. Fauna seperti rusa dan burung dapat ditemukan bebas. Beberapa area hutan bambu menjadi daya tarik tersendiri. Batuan karang di sepanjang pantai menambah keindahan alam. Pantai ini menyuguhkan pengalaman alam yang autentik.
Musim surfing terbaik terjadi saat pertengahan tahun. Juli hingga September adalah waktu paling ramai. Cuaca kering mendukung aktivitas surfing dan wisata alam. Ombak pada musim ini mencapai ukuran maksimal. WSL dan event besar sering digelar pada musim ini.