Have Seat Will Travel – Gunung Lewotobi kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang mencemaskan. Pada Minggu, 21 September 2025, terjadi erupsi signifikan dengan ketinggian kolom abu mencapai hingga 2.500 meter di atas puncak. Gunung Lewotobi Laki-laki, yang terletak di Nusa Tenggara Timur, menyemburkan abu kelabu pekat yang condong ke arah barat dan barat laut. Gemuruh terdengar dari pos pemantauan, menandai kekuatan letusan yang tidak bisa dianggap sepele. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga sekitar dan pengamat vulkanologi. Menurut laporan dari MAGMA ESDM, erupsi terjadi pukul 13.44 WITA dan berlangsung lebih dari satu menit. Letusan ini juga terekam jelas pada alat seismograf. Dengan amplitudo mencapai 44,4 milimeter dan durasi 110 detik, ini menjadi salah satu letusan signifikan dalam periode pengamatan terbaru. Pihak berwenang mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi letusan susulan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki tidak berhenti di satu kali erupsi. Beberapa saat setelah erupsi pertama, tepat pukul 14.47 WITA, kembali terjadi letusan dengan kolom abu setinggi 2.000 meter. Petugas pos pengamatan menyatakan abu vulkanik kali ini juga berwarna kelabu dan mengarah ke barat. Gunung Lewotobi tampak terus memperlihatkan gejala-gejala peningkatan aktivitas vulkanik yang harus diwaspadai. Sementara itu, sejumlah wilayah mulai terdampak dengan hujan abu tipis. Masyarakat sekitar telah diimbau untuk menggunakan masker dan menghindari aktivitas luar ruangan yang tidak mendesak. Meskipun belum ada laporan korban atau kerusakan akibat letusan ini, situasi tetap dipantau secara ketat oleh PVMBG. Gunung ini diketahui memiliki potensi erupsi eksplosif karena kondisi magma yang cukup aktif. Sebagai langkah antisipatif, sejumlah rute penerbangan pun dibatalkan demi menjaga keselamatan penumpang dan kru.
“Baca juga: Gak Nyangka! IKN Punya Gunung Tersembunyi Setinggi Ini, Namanya Gunung Parung”
Letusan dari Gunung Lewotobi mulai memberikan dampak nyata terhadap kehidupan masyarakat. Beberapa kota kecil di sekitar lereng gunung telah melaporkan adanya hujan abu ringan yang menyelimuti permukiman dan lahan pertanian. Akibatnya, aktivitas warga terganggu dan banyak petani mulai cemas terhadap hasil panen mereka. Maskapai Wings Air juga mengumumkan pembatalan sejumlah penerbangan rute Maumere, Ende, dan Larantuka karena alasan keselamatan. Ruang udara di sekitar gunung dinyatakan berbahaya bagi penerbangan karena abu vulkanik bisa merusak mesin pesawat. Aktivitas sekolah pun terdampak, beberapa di antaranya memilih menunda kegiatan belajar mengajar tatap muka. Hingga kini, belum ada laporan evakuasi massal namun posko siaga telah disiapkan oleh BPBD setempat. Pemerintah daerah juga mulai menyalurkan masker dan bantuan logistik ringan untuk mengantisipasi dampak jangka pendek dari erupsi ini.
Sebagai respons terhadap peningkatan aktivitas gunung, PVMBG telah menambah tujuh stasiun pemantau baru di sekitar kawasan Gunung Lewotobi. Penambahan ini bertujuan untuk memperkuat data pemantauan dan mempercepat peringatan dini jika terjadi letusan susulan. Petugas terus memantau setiap getaran dan suara gemuruh dari pusat aktivitas vulkanik. Dengan sistem seismograf canggih, data dikirim secara real time ke pusat analisis. Meskipun teknologi pemantauan telah ditingkatkan, koordinasi dengan masyarakat tetap dianggap penting. Sosialisasi bahaya gunung berapi dilakukan melalui berbagai media lokal. Selain itu, jalur evakuasi juga sedang ditinjau ulang agar mempermudah mobilisasi saat kondisi darurat. PVMBG menegaskan bahwa status gunung masih berada dalam tingkat waspada dan masyarakat diminta tidak panik namun tetap berhati-hati. Pengamatan langsung oleh petugas terus dilakukan untuk memastikan keselamatan warga di sekitar.
Setelah dua kali erupsi dalam satu hari, potensi letusan berikutnya masih mungkin terjadi. Masyarakat sekitar diminta tetap siaga menghadapi segala kemungkinan. Pemerintah daerah melalui BPBD telah menyiapkan langkah antisipatif untuk evakuasi cepat jika diperlukan. Warga diimbau untuk tidak mendekati radius zona bahaya yang telah ditentukan. Informasi resmi hanya diterbitkan oleh lembaga berwenang dan harus dijadikan acuan utama. Sebagian warga mulai mengungsi secara mandiri ke tempat yang lebih aman meskipun belum ada perintah resmi evakuasi. Distribusi masker, air bersih, dan logistik ringan mulai dilakukan di beberapa titik. Aktivitas ekonomi lokal turut melambat karena kekhawatiran terhadap dampak jangka panjang dari erupsi ini. Koordinasi antara PVMBG, BNPB, dan pemerintah daerah terus diperkuat. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa kesiapsiagaan menghadapi bencana alam harus selalu ditingkatkan.
Artikel ini bersumber dari news.detik.com dan untuk lebih lengkapnya kalian bisa baca di haveseatwilltravel
Penulis : Sarah Azhari
Editor : Anisa