Have Seat Will Travel – Lembang Park Zoo kembali menjadi sorotan setelah seekor macan tutul yang sempat masuk ke sebuah hotel di Kota Bandung dievakuasi dan diobservasi di lembaga konservasi tersebut. Peristiwa ini terjadi pada Senin 6 Oktober 2025 dan sontak membuat publik terkejut. Macan tutul tersebut ditemukan di lantai dua Hotel Anugerah dan menimbulkan kepanikan di antara pengunjung serta staf hotel. Setelah proses evakuasi dramatis selama tiga jam satwa liar itu berhasil dibius dan dipindahkan ke dalam kandang besi. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat kemudian memutuskan membawa macan tutul itu ke Lembang Park Zoo untuk menjalani observasi awal. Tujuannya adalah untuk memeriksa kondisi fisik dan tingkat stres setelah mengalami kejadian yang tidak biasa. Lokasi ini dipilih karena memiliki fasilitas pendukung dan tenaga ahli yang siap menangani satwa liar dalam masa adaptasi pasca-evakuasi seperti yang terjadi kali ini.
Lembang Park Zoo ditunjuk sebagai tempat observasi sementara untuk memantau kesehatan dan perilaku macan tutul yang telah dievakuasi dari Hotel Anugerah. Keputusan ini diambil karena Lembang Park Zoo memiliki fasilitas memadai untuk penanganan satwa liar terutama dalam kondisi stres pasca-kejadian. Menurut BBKSDA Jabar tindakan observasi sangat penting karena satwa liar seperti macan tutul dapat mengalami gangguan perilaku akibat tekanan lingkungan baru. Proses observasi ini dilakukan sebelum satwa dibawa ke tempat rehabilitasi di Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga Sukabumi. Jika kondisi macan tutul dinyatakan stabil maka akan dilakukan rehabilitasi lanjutan hingga siap dilepasliarkan ke habitat alaminya. Pihak BBKSDA menyebut keputusan akhir akan ditentukan oleh tim konservasi setelah semua tahapan observasi selesai. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya upaya konservasi yang berkesinambungan dalam menangani satwa liar yang masuk ke wilayah pemukiman manusia.
“Baca juga: MotoGP 2025 Bukan Cuma Balapan! Mandalika Diserbu Wisatawan, Hotel Penuh!”
Kejadian ini berawal saat pihak Hotel Anugerah melaporkan keberadaan seekor macan tutul di lantai dua gedung sekitar pukul 07.00 WIB. Polisi bersama tim gabungan dari BBKSDA dan lembaga konservasi lainnya segera menuju lokasi. Upaya evakuasi berlangsung selama tiga jam dengan teknik pembiusan dan penggunaan jaring untuk membatasi ruang gerak satwa. Sekitar pukul 10.00 WIB macan tutul tersebut berhasil dilumpuhkan dan dimasukkan ke kandang besi. Proses ini dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak membahayakan satwa maupun tim penyelamat. Setelah berhasil diamankan macan tutul itu langsung dibawa ke Lembang Park Zoo untuk observasi lebih lanjut. Seluruh proses berjalan dengan koordinasi yang baik antara aparat kepolisian dan petugas konservasi. Kejadian ini memperlihatkan pentingnya respon cepat dan kerja sama lintas lembaga dalam menangani situasi darurat yang melibatkan satwa liar di area pemukiman warga.
Hingga kini pihak berwenang masih menelusuri asal usul macan tutul tersebut. Dugaan awal menyebutkan bahwa satwa tersebut mungkin merupakan individu yang pernah dilaporkan kabur dari kandang karantina milik Lembang Park Zoo beberapa waktu lalu. Namun hal ini belum bisa dipastikan dan masih perlu dilakukan proses identifikasi lanjutan. Pemeriksaan terhadap tanda fisik dan data mikrochip sedang dilakukan untuk memastikan apakah hewan tersebut benar berasal dari lembaga konservasi tersebut. BBKSDA Jabar menyebut identifikasi akurat diperlukan untuk menentukan langkah hukum maupun konservasi selanjutnya. Jika memang terbukti berasal dari fasilitas penangkaran maka akan dilakukan evaluasi terhadap sistem keamanan kandang. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya sistem pengawasan dan pemeliharaan kandang satwa liar agar tidak terjadi kejadian serupa di kemudian hari. Semua pihak saat ini masih menunggu hasil resmi dari proses identifikasi yang sedang berlangsung.
Setelah proses observasi di Lembang Park Zoo selesai dan macan tutul dinyatakan dalam kondisi sehat maka satwa akan dipindahkan ke Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga. Di tempat tersebut akan dilakukan program rehabilitasi untuk memastikan macan tutul dapat beradaptasi kembali dengan lingkungan alami. Selama masa rehabilitasi satwa akan diawasi secara ketat oleh tim medis dan ahli perilaku satwa. Tujuan utamanya adalah memulihkan insting liar agar dapat bertahan hidup jika dilepasliarkan. Jika hasil rehabilitasi menunjukkan perkembangan positif maka satwa tersebut akan dipertimbangkan untuk dikembalikan ke habitat aslinya. Proses ini merupakan bagian dari strategi konservasi jangka panjang dalam menjaga populasi macan tutul di alam. Dalam hal ini kerja sama antara lembaga konservasi pemerintah dan swasta menjadi kunci utama keberhasilan program penyelamatan satwa liar yang memasuki wilayah pemukiman manusia.
Artikel ini bersumber dari news.detik.com dan untuk lebih lengkapnya kalian bisa baca di haveseatwilltravel
Penulis : Sarah Azhari
Editor : Anisa