Bali

Have Seat Will Travel – Bali dikenal sebagai pulau yang memiliki daya tarik luar biasa melalui tradisi, budaya, serta warisan spiritualnya yang begitu kuat. Setiap sudut pulau ini memancarkan aura magis yang memikat siapa pun yang datang berkunjung. Di antara banyak tempat suci yang tersebar di Bali, Pura Tirta Empul menjadi salah satu yang paling menonjol karena keindahan arsitekturnya serta legenda yang melingkupinya. Terletak di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, pura ini tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Hindu, tetapi juga destinasi spiritual yang menggugah hati. Dengan suasana alam yang sejuk dan keberadaan mata air suci yang tidak pernah kering, Pura Tirta Empul menjadi simbol keseimbangan antara kehidupan, alam, dan kepercayaan masyarakat Bali yang begitu mendalam terhadap harmoni semesta.

Sejarah Mistis yang Melekat di Pura Tirta Empul Bali

Pura Tirta Empul memiliki sejarah yang panjang dan penuh makna bagi masyarakat Bali. Berdasarkan kisah dalam naskah kuno Usana Bali, pura ini tercipta dari peristiwa pertarungan antara Bhatara Indra dan Raja Mayadenawa. Mayadenawa dikenal sebagai sosok raja yang jahat dan angkuh, yang menolak keberadaan para dewa. Dalam pertempuran itu, Mayadenawa menciptakan air beracun untuk membinasakan pasukan Dewa Indra. Namun, Bhatara Indra kemudian menancapkan tongkat sucinya ke tanah dan muncullah mata air suci yang menyembuhkan pasukannya. Mata air tersebut kemudian dikenal sebagai Tirta Empul yang berarti air suci yang mengalir. Kisah ini hingga kini masih diingat sebagai simbol kemenangan kebaikan atas kejahatan. Setiap 210 hari, masyarakat Bali memperingatinya dalam upacara Galungan yang menandai kemenangan dharma atas adharma atau kebajikan atas keburukan.

“Baca juga: Dibalik Hijau Rimbun: Fakta Tercengang di Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung”

Arsitektur Unik dan Keindahan Budaya Bali di Tirta Empul

Keindahan arsitektur Pura Tirta Empul mencerminkan perpaduan antara nilai spiritual dan estetika budaya Bali. Terletak di bawah Istana Kepresidenan Tampaksiring yang dibangun oleh Presiden Soekarno, pura ini memiliki tiga bagian utama yaitu jaba sisi, jaba tengah, dan jeroan. Saat pengunjung melangkah melewati candi bentar yang megah, suasana sakral langsung terasa. Kolam suci dengan 30 pancuran air menjadi pusat kegiatan penyucian diri atau melukat yang dipercaya dapat membersihkan jiwa dan raga. Setiap pancuran memiliki nama dan fungsi yang berbeda, seperti untuk penyembuhan, penolak bala, serta pembersihan energi negatif. Arsitektur batu ukir, patung penjaga, serta warna-warna cerah dari kain dan sesajen menambah keindahan pura ini. Bagi masyarakat Bali, tempat ini tidak hanya sekadar situs suci tetapi juga cerminan dari filosofi hidup yang menghargai keseimbangan dan kesucian alam semesta.

“Simak juga: Gila! Google Pixel 10 Pro Fold Ternyata Sekuat Itu, Bisa Dilipat dan Tahan Debu!”

Tradisi Melukat dan Etika Berkunjung ke Pura Tirta Empul

Setiap pengunjung yang ingin melukat di Pura Tirta Empul harus memahami tata cara dan etika yang berlaku. Sebelum memasuki area utama pura, pengunjung wajib mengenakan pakaian sopan serta sarung atau selendang kuning. Selendang kuning diikat di pinggang sebagai simbol penghormatan terhadap kesucian pura. Dalam prosesi melukat, seseorang harus mandi terlebih dahulu sebelum memasuki kolam penyucian. Setelah itu, pengunjung berdoa dan mengambil air suci dari pancuran dengan tertib dan penuh rasa hormat.

Ritual melukat dipercaya mampu menghapus energi negatif yang menempel pada tubuh dan pikiran seseorang. Selain itu, melukat juga diyakini memberikan ketenangan batin serta kejernihan dalam hati. Wisatawan disarankan tidak membawa kamera ke area kolam utama demi menjaga kesakralan tempat tersebut. Sikap sopan dan tenang harus dijaga selama berada di kompleks Pura Tirta Empul. Kehadiran wisatawan dari berbagai negara menunjukkan daya tarik spiritual Bali yang sangat kuat. Tradisi melukat menjadi simbol kebersihan jiwa dan penghubung manusia dengan kekuatan suci alam Bali.

Petunjuk Wisata dan Daya Tarik Pura Tirta Empul Bali

Untuk mencapai Pura Tirta Empul, pengunjung dapat memilih berbagai moda transportasi seperti motor, mobil, atau tur lokal. Jarak pura sekitar 52 kilometer dari Bandara Ngurah Rai di Bali. Waktu tempuh perjalanan menuju pura ini sekitar satu setengah jam. Harga tiket masuk tergolong terjangkau bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Wisatawan lokal membayar sekitar tiga puluh ribu rupiah untuk tiket masuk. Sedangkan wisatawan mancanegara dikenakan biaya sekitar lima puluh ribu rupiah. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pagi hari saat udara masih sejuk. Pada pagi hari, pura juga belum terlalu ramai oleh pengunjung. Selain menikmati keindahan pura, wisatawan dapat menjelajahi kawasan Tampaksiring yang asri. Panorama hijau di sekitar pura membuat suasana semakin menenangkan. Pura Tirta Empul melambangkan kekuatan spiritual dan keindahan budaya Bali yang abadi. Siapa pun yang datang akan merasakan ketenangan dan energi positif dari air sucinya.

Artikel ini bersumber dari traveloka dan untuk lebih lengkapnya kalian bisa baca di haveseatwilltravel
Penulis : Sarah Azhari
Editor : Anisa

Similar Posts