Have Seat Will Travel – Tiket Masuk Tumpak Sewu Lumajang akhirnya mengalami revisi signifikan. Perubahan tarif ini diumumkan oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang setelah terjadi penggabungan dua kawasan wisata air terjun yang sebelumnya dikelola secara terpisah, yakni Grojogan Sewu dan Tumpak Sewu. Kedua lokasi tersebut berada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Kini, keduanya disatukan di bawah satu nama resmi: Tumpak Sewu. Nama Grojogan Sewu sudah ditiadakan. Tiket gabungan ini diberlakukan untuk menyatukan manajemen dan mempermudah akses bagi para pengunjung dari berbagai daerah.
Langkah penyatuan ini merupakan respons dari konflik internal antara pengelola Grojogan Sewu dan Tumpak Sewu yang sempat memanas. Kejadian tersebut mencuat ke publik setelah sebuah video viral menampilkan cekcok antar oknum pengelola pada 9 Maret 2025. Menindaklanjuti insiden itu, Pemkab Lumajang sempat menutup sementara kawasan Grojogan Sewu. Namun, sejak Jumat, 14 Maret 2025, kawasan wisata air terjun ini kembali dibuka. Kini, dengan satu nama dan satu tarif, kawasan yang dulunya terpisah bisa dinikmati tanpa sekat administratif maupun biaya tambahan. Tiket cukup dibeli satu kali untuk mengakses kedua pintu masuk yang ada.
“Baca juga: Panduan Lengkap Wisata Danau Linow: Tiket Masuk, Fasilitas, & Tips Terbaik”
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang, Yuli Harismawati, menyampaikan bahwa Tiket Masuk Tumpak Sewu Lumajang dengan tarif baru diberlakukan setelah adanya rapat bersama seluruh pihak terkait. “Hasil rapat kami, untuk lokal kita ada penyesuaian jadi Rp 20 ribu per orang,” ungkapnya pada Sabtu, 15 Maret 2025. Revisi ini tentu menjadi kabar baik bagi wisatawan domestik, mengingat sebelumnya Tiket Masuk Tumpak Sewu Lumajang diberlakukan secara tunggal dengan tarif Rp 100.000, baik untuk wisatawan mancanegara maupun lokal. Penetapan tarif tersebut sempat menimbulkan polemik karena dianggap kurang berpihak kepada warga dalam negeri. Namun, keputusan itu kini telah direvisi oleh Pemkab Lumajang demi mendukung aksesibilitas wisata yang lebih adil.
Meski tarif untuk wisatawan lokal mengalami penyesuaian, harga tiket untuk wisatawan mancanegara tetap berada di angka Rp 100.000. Kebijakan ini diberlakukan guna menyeimbangkan antara kebutuhan promosi wisata lokal dan pemasukan daerah dari sektor pariwisata internasional. Revisi ini disambut positif oleh banyak pelaku pariwisata lokal, termasuk pemandu wisata dan pemilik homestay di sekitar area Tumpak Sewu. Pendapatan masyarakat diharapkan meningkat seiring dengan meningkatnya minat kunjungan dari warga lokal.
“Simak juga: Amazon Buka Promo Awal Prime Day: Apple, Samsung, Sony & Gadget Pintar Turun Harga”
Secara teknis, saat ini terdapat dua akses utama untuk memasuki kawasan wisata Tumpak Sewu, yaitu melalui pintu masuk lama Tumpak Sewu dan pintu bekas Grojogan Sewu. Meskipun secara administratif sebelumnya berbeda, saat ini tiket yang dibeli di salah satu pintu akan tetap berlaku jika pengunjung ingin masuk kembali melalui pintu lainnya. Hal ini ditegaskan oleh Yuli Harismawati, “Sekarang kan gabung jadi satu namanya Tumpak Sewu, jadi dari pintu manapun harganya sama, dan tiketnya tetap berlaku jika mau masuk lagi ke pintu yang satunya.” Dengan sistem ini, fleksibilitas dan kenyamanan pengunjung dapat terjaga.
Dengan penggabungan dua lokasi tersebut, pengelolaan kini dilakukan secara terpadu oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang. Koordinasi lintas sektor dan lintas pengelola diharapkan lebih mudah diatur. Harapan baru pun tumbuh, baik dari pelaku usaha lokal maupun pemerintah daerah, agar kawasan Tumpak Sewu semakin berkembang sebagai destinasi wisata unggulan nasional. Penataan ulang kawasan ini juga akan disiapkan, termasuk rencana pengembangan infrastruktur, penambahan fasilitas umum, dan pelatihan SDM di bidang pariwisata. Beberapa pos jaga telah ditingkatkan. Loket juga telah ditata ulang demi memperlancar arus pengunjung.
Kawasan Tumpak Sewu dapat diakses dengan kendaraan pribadi maupun umum dari arah Lumajang maupun Malang. Perjalanan dari Kota Lumajang menempuh waktu sekitar 2 jam. Sementara dari Malang, wisatawan akan menempuh perjalanan sekitar 3 jam. Akses jalan sudah diaspal dan relatif baik. Area parkir tersedia cukup luas untuk kendaraan roda dua maupun empat. Selain itu, fasilitas seperti toilet umum, musala, warung makan, dan penyewaan pelampung juga telah disediakan. Jalur tracking menuju dasar air terjun dibuat lebih aman dengan tambahan pagar pembatas dan anak tangga batu.
Penggabungan Grojogan Sewu ke dalam nama besar Tumpak Sewu juga bisa dilihat sebagai momentum rebranding. Daya tarik Tumpak Sewu yang dikenal sebagai “Niagara-nya Indonesia” menjadikan lokasi ini sebagai magnet wisatawan. Air terjun setinggi sekitar 120 meter ini menjulang indah di tebing berbentuk tapal kuda, dengan aliran-aliran air yang menyerupai tirai alam. Foto-foto dari Tumpak Sewu kerap viral di media sosial karena keindahannya. Pemandangan ini bisa dinikmati dari berbagai titik pandang, baik dari atas maupun dari bawah. Turunan menuju dasar cukup menantang, tetapi sepadan dengan pengalaman yang akan didapatkan.
Pemerintah Kabupaten Lumajang juga menegaskan bahwa jam operasional kawasan Tumpak Sewu kini lebih diperketat. Wisatawan tidak diizinkan turun ke dasar air terjun melewati pukul 15.00 WIB demi alasan keselamatan. Pengawasan akan diperkuat oleh petugas lapangan. Informasi ini juga akan disosialisasikan secara masif melalui papan peringatan dan media sosial resmi. Langkah ini diambil setelah kejadian banjir mendadak di dasar Sungai Glidik sempat mengancam keselamatan pengunjung.