
Have Seat Will Travel – Jepang, negara dengan sejuta pesona, terus menjadi magnet bagi wisatawan global. Setelah pulih dari pandemi, arus kunjungan ke Negeri Matahari Terbit ini melonjak tajam, bahkan melebihi target yang ditetapkan pemerintah. Sayangnya, lonjakan ini juga membawa tantangan baru, yang berujung pada pertimbangan kebijakan yang mungkin akan memengaruhi dompet para pelancong.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa Pemerintah Jepang tengah serius mempertimbangkan untuk menaikkan Pajak Keberangkatan Jepang Naik bagi setiap wisatawan yang meninggalkan negara tersebut. Jika rencana ini disetujui, biaya liburan ke Jepang bisa dipastikan akan sedikit membengkak.
Saat ini, Jepang telah menerapkan pajak keberangkatan sebesar 1.000 yen per orang sejak tahun 2019. Pajak ini berlaku untuk semua orang, baik warga negara Jepang maupun wisatawan asing, saat mereka meninggalkan negara tersebut melalui bandara atau pelabuhan. Namun, panel Partai Liberal Demokratik (LDP) Jepang yang mengurus isu pariwisata sedang membahas usulan drastis: menaikkan pajak tersebut menjadi 3.000 yen per orang.
Jika dikonversi, kenaikan ini berarti wisatawan bisa dikenakan biaya tambahan sekitar Rp 300.000-an untuk sekali keberangkatan. Kenaikan yang signifikan ini, tiga kali lipat dari tarif awal, tentu saja akan menjadi pertimbangan baru dalam menyusun anggaran liburan ke Jepang.
“Baca juga: Pesonanya Bikin Terpana! Pantai Barombong di Makassar Ternyata Seindah Bali!”
Pemerintah Jepang memiliki target ambisius, yaitu menarik 60 juta wisatawan asing per tahun pada 2030. Pajak keberangkatan yang saat ini berlaku telah menjadi sumber pendapatan yang stabil, mencapai 52,5 miliar yen pada tahun fiskal 2024. Dana ini digunakan untuk meningkatkan kenyamanan wisata, seperti memperbaiki akses transportasi dan menyediakan informasi yang lebih baik bagi pengunjung. Namun, tingginya arus wisatawan ini melahirkan masalah klasik yang dihadapi destinasi populer dunia overtourism.
Lonjakan jumlah pengunjung telah menimbulkan sejumlah tantangan, termasuk:
Ketua panel pariwisata LDP, Ryuji Koizumi, menekankan bahwa penting bagi Jepang untuk menjaga pariwisata agar tetap menjadi industri yang berkelanjutan. Kenaikan Pajak Keberangkatan Jepang Naik diharapkan dapat memberikan pendapatan ekstra yang bisa disalurkan untuk mengatasi masalah overtourism ini di daerah-daerah yang paling terdampak.
“Simak juga: Game Plan Arne Slot: Kunci Sukses Liverpool Kalahkan Real Madrid”
Meskipun kabar tentang Pajak Keberangkatan Jepang Naik ini mungkin sedikit membebani, ada upaya paralel dari Jepang untuk mengimbangi pengalaman wisatawan. Sebagai contoh, Bandara Narita yang melayani area Tokyo akan memperluas kapasitas penerbangannya menjadi 340.000 kali per tahun. Peningkatan ini, yang pertama dalam 15 tahun terakhir, bertujuan untuk menampung lonjakan wisatawan.
Rencana kenaikan pajak ini mencerminkan dilema yang dihadapi Jepang: antara mengejar target pariwisata yang tinggi sambil mempertahankan kualitas hidup warga lokal dan pengalaman premium bagi pengunjung. Bagi Anda yang berencana mengunjungi Jepang, ada baiknya mulai menyiapkan bujet ekstra untuk biaya keberangkatan ini, di samping potensi kenaikan biaya visa yang juga sempat dipertimbangkan sebelumnya.
Artikel ini bersumber dari kompas dan untuk lebih lengkapnya kalian bisa baca di haveseatwilltravel
Penulis : Sarah Azhari
Editor : Anisa