Have Seat Will Travel – Maniamolo Fest 2025 kembali digelar di Desa Hilisimaetano, Kecamatan Maniamolo, Kabupaten Nias Selatan. Acara ini akan dilaksanakan pada tanggal 15 hingga 22 Juni 2025. Kegiatan tahunan ini sudah diselenggarakan rutin sejak tahun 2021. Penyelenggaraan ini dilakukan oleh masyarakat desa bersama panitia lokal. Tujuannya bukan hanya promosi budaya dan wisata desa. Ekonomi lokal juga ikut terdorong melalui kegiatan kreatif ini. Partisipasi warga meningkat setiap tahun seiring berkembangnya acara. Panggung budaya dibangun sebagai ruang ekspresi masyarakat Nias. Sentra UMKM desa ikut diaktifkan selama festival berlangsung. Tradisi dan ekonomi berjalan berdampingan dalam event ini.
Maniamolo Fest tahun ini masuk dalam daftar Karisma Event Nusantara 2025. Penetapan ini diberikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Event ini menjadi salah satu dari 110 event nasional pilihan. Karisma Event Nusantara adalah program strategis dari pemerintah pusat. Tujuannya untuk mendorong event daerah yang berkualitas dan berkelanjutan. Pemerintah daerah juga turut dilibatkan dalam pelaksanaannya. Dukungan penuh diberikan agar potensi budaya desa berkembang. Keikutsertaan dalam KEN membuka peluang promosi yang lebih luas. Kepercayaan ini menjadi motivasi baru bagi penyelenggara lokal. Potensi budaya Nias makin dikenal di tingkat nasional dan global.
“Baca juga: Taman Celosia Spring Hill: Spot Instagramable yang Sedang Naik Daun di Palembang”
Tahun ini, tema yang diangkat adalah “Budaya Kita, Warisan Leluhur.” Tema ini disampaikan langsung oleh Ketua Panitia Kristiaman Dakhi. Tema tersebut selaras dengan misi utama festival sejak awal berdiri. Nilai tradisi dijaga namun tetap disajikan secara kekinian. Budaya tidak hanya dilestarikan tapi juga dihidupkan kembali. Kristiaman menyampaikan berbagai atraksi khas akan ditampilkan kembali. Tari Perang dan Famadaya Harimao termasuk dalam deretan penampilan utama. Fondrurukhu Omo dan Festival Fahombo juga akan memeriahkan acara. Elemen budaya ini merupakan warisan khas Nias Selatan. Acara hiburan, lomba, dan stan kuliner turut dihadirkan. Pameran seni dan kerajinan tradisional disiapkan untuk pengunjung.
Tahun ini, ada atraksi baru yang menjadi daya tarik utama pengunjung. Sebuah rekaman Hoho dari tahun 1930 akan diperdengarkan. Rekaman ini dibuat oleh etnomusikolog asal Belanda bernama Jaap Kunst. Ia merekam nyanyian Hoho di berbagai desa di Nias Selatan. Sebagian rekaman bahkan berasal dari wilayah Nias bagian tengah. Dari Desa Hilisimaetano sendiri, terdapat 16 item rekaman yang ditemukan. Rekaman ini kini tersimpan di museum di Amsterdam. Rekaman tersebut akan diputar secara terbuka saat festival berlangsung. Pengunjung akan merasakan suara asli orang Nias tempo dulu. Pelestarian ini menjadi cara mengenalkan arsip suara leluhur.
“Simak juga: Ponsel Canggih Harga Hemat: 5 Smartphone di Bawah Rp1,5 Juta yang Bikin Kagum”
Maniamolo Fest bukan hanya tentang pertunjukan budaya yang kasat mata. Festival ini juga menyentuh sejarah dan identitas masyarakat Nias. Rekaman Hoho menjadi bukti bahwa budaya bisa didokumentasikan. Warisan ini disimpan rapi dan kini dapat didengar kembali. Generasi muda diajak mendengarkan suara leluhur mereka. Keterhubungan antar waktu diwujudkan melalui pengalaman budaya. Dokumentasi masa lalu akhirnya bisa dinikmati oleh generasi kini. Keunikan ini menjadikan Maniamolo Fest semakin bernilai tinggi. Suara yang terekam menjadi pengingat akan akar budaya. Warisan tersebut dikembalikan pada ruang sosial masyarakat Nias.