Have Seat Will Travel – Hotel di Malaysia kini terancam diboikot oleh wisatawan lokal karena kebijakan jam check-in dan check-out yang dinilai tidak masuk akal. Perubahan jadwal ini, yang mengubah waktu check-in dari pukul 14.00 menjadi 16.00 dan waktu check-out dimajukan dari pukul 12.00 menjadi pukul 11.00. Hal ini telah menuai protes besar-besaran di media sosial, khususnya di platform seperti X (sebelumnya Twitter) dan TikTok. Keputusan ini dianggap memberatkan para pelancong, terutama yang merencanakan perjalanan domestik. Banyak dari mereka yang menyatakan bahwa kebijakan baru ini justru mendorong mereka untuk berlibur ke luar negeri. Khususnya Thailand, yang dinilai lebih fleksibel dalam hal waktu check-in dan check-out.
Beberapa pengguna media sosial mulai mendesak Kementerian Pariwisata, Seni, dan Budaya Malaysia untuk menyelidiki masalah ini dan mencari solusi yang dapat meminimalisir dampak negatif terhadap sektor pariwisata domestik. “Kementerian harus turun tangan dalam masalah ini terkait waktu check-in dan check-out. Atau haruskah kita memboikot hotel-hotel yang menerapkan kebijakan ini?” ujar salah satu pengguna X dalam sebuah cuitan yang mendapatkan banyak perhatian. Banyak pengguna lain yang menyuarakan keluhan serupa, mengkritik kebijakan yang mereka anggap tidak adil dan merugikan wisatawan lokal.
“Baca juga: Kenapa Penang Jadi Destinasi Kesehatan Populer Bagi Warga Indonesia? Temukan Alasannya!”
Protes ini semakin berkembang setelah sebuah unggahan viral menunjukkan screenshot dari platform pemesanan hotel. Dalam screenshoot tersebut diperlihatkan jadwal check-in pada pukul 16.00 dan check-out pada pukul 11.00. Bagi sebagian besar pelancong, terutama keluarga dengan anak-anak kecil, kebijakan ini semakin mempersulit mereka. Hal ini dikarenakan mereka harus terburu-buru saat check-out dan kehilangan waktu berharga untuk menikmati akomodasi mereka.
Perihal hotel di malaysia yang terancam diboikot, Kementerian Pariwisata, Seni, dan Budaya Malaysia mengeluarkan pernyataan. Beliau menyatakan bahwa mereka sedang memantau kebijakan jam check-in hotel di negara tersebut. Meskipun mereka memberi perhatian serius terhadap keluhan ini, mereka hanya menyarankan agar masyarakat membaca dan memahami syarat dan ketentuan hotel sebelum melakukan reservasi. Perkataan kementerian ini tidak disambut baik oleh sebagian besar netizen, yang menyebutnya sebagai pernyataan yang tidak menyelesaikan masalah yang ada. Kritik juga datang dari mereka yang merasa bahwa pernyataan ini tidak memberikan solusi konkret yang dapat membantu para wisatawan.
“Simak juga: 15 Destinasi Liburan Natal Terbaik di Dunia yang Wajib Dikunjungi”
Asosiasi Hotel Bisnis & Anggaran Malaysia (Mybha) memberikan klarifikasi terkait kontroversi ini. Dalam pernyataannya, presiden Mybha, Dr. Sri Ganesh Michiel, menegaskan bahwa tidak ada undang-undang yang mengatur jam check-in dan check-out di Malaysia. Ia menjelaskan bahwa kebijakan tersebut sepenuhnya bergantung pada kebijakan internal masing-masing hotel dan bahwa faktor-faktor tertentu seperti tingkat hunian yang tinggi dan kurangnya staf bisa menyebabkan keterlambatan pada proses check-in. “Ketika hotel penuh, mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk membersihkan kamar, yang menyebabkan proses check-in tertunda,” kata Ganesh.
Kontroversi ini juga berpengaruh terhadap perilaku wisatawan domestik. Dalam beberapa waktu terakhir, ribuan wisatawan Malaysia memilih untuk berlibur ke Thailand, dengan laporan menyebutkan bahwa hampir 100 ribu orang memanfaatkan libur panjang akhir pekan Hari Kemerdekaan untuk pergi ke Thailand Selatan. Wisatawan Malaysia yang memilih liburan ke luar negeri ini menghabiskan lebih dari 1 miliar baht (sekitar Rp466 miliar) untuk perjalanan mereka, yang berkontribusi pada ekonomi Thailand.
Sementara itu, Thailand sendiri menawarkan kebijakan check-in yang lebih fleksibel, dengan waktu check-in standar pukul 14.00 dan check-out pukul 12.00. Hal ini semakin membuat wisatawan Malaysia merasa bahwa bepergian ke luar negeri lebih menguntungkan dibandingkan berlibur di dalam negeri.
Perubahan kebijakan waktu check-in dan check-out yang diterapkan beberapa hotel di Malaysia menuai kontroversi dan protes dari banyak pihak. Kebijakan yang dinilai tidak adil ini memicu kekesalan warga, yang merasa bahwa mereka tidak mendapat waktu yang cukup untuk menikmati fasilitas hotel mereka. Pemerintah dan asosiasi hotel pun tengah berusaha merespons masalah ini, meskipun belum ada solusi konkret yang ditemukan. Sementara itu, wisatawan Malaysia semakin terdorong untuk memilih destinasi luar negeri yang menawarkan kebijakan lebih ramah terhadap mereka.