Have Seat Will Travel – Goa Tengkorak terletak di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, tepatnya di Kasungai, Batu Sopang. Lokasinya tersembunyi di tengah tebing kapur tegak berwarna putih yang menjulang indah. Goa ini bukan hanya sekadar ceruk biasa, tetapi memiliki sejarah yang lekat dengan budaya kuno masyarakat lokal. Goa ini memiliki tinggi sekitar 1,5 meter, lebar 2 meter, dan panjang sekitar 4 meter. Di bagian ujung goa terdapat lorong sempit yang belum diketahui kedalamannya secara pasti. Untuk mencapainya, pengunjung harus menyebrangi dua sungai dan melanjutkan dengan berjalan kaki sejauh satu kilometer melalui jalan setapak serta mendaki beberapa anak tangga. Akses menuju desa Kasungai sendiri terbilang cukup mudah karena dilintasi jalan Trans Kalimantan. Kombinasi antara keindahan alam dan lokasi goa yang misterius membuat tempat ini menarik bagi pecinta petualangan sekaligus pengagum sejarah lokal yang tersembunyi.
Goa Tengkorak dikenal sebagai situs penyimpanan tulang dan tengkorak manusia milik masyarakat Suku Pasir. Di dalamnya terdapat sekitar 35 tengkorak serta ratusan tulang belulang yang merupakan sisa jasad nenek moyang penduduk lokal. Goa Tengkorak dulunya digunakan oleh masyarakat penganut kepercayaan Animisme, jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu maupun Islam ke wilayah Kerajaan Paser. Tempat ini tidak hanya menjadi lokasi pemakaman, tetapi juga dipercaya memiliki nilai spiritual dan budaya yang sangat penting bagi komunitas lokal pada masanya. Tradisi tersebut menunjukkan betapa kuatnya hubungan antara manusia dan alam yang diyakini memiliki roh serta kekuatan tersendiri. Keberadaan situs ini memberikan gambaran tentang betapa beragam dan kayanya budaya asli di Kalimantan Timur. Sayangnya, informasi mengenai situs bersejarah seperti ini masih belum banyak diketahui oleh masyarakat luas, khususnya generasi muda.
“Baca juga: Mirip Raja Ampat Tapi di Kudus! Bukit Puser Angin Bikin Kamu Lupa Ini Jawa Tengah”
Selain menyimpan jejak sejarah yang mendalam, Goa Tengkorak juga menawarkan pemandangan alam yang luar biasa. Lokasinya berada di perbukitan, sehingga mulut goa memberikan sudut pandang yang sempurna untuk menikmati panorama sekitar. Lanskapnya terbentang luas dengan pepohonan rindang, formasi batu kapur alami, serta aliran sungai yang menyegarkan di bagian bawah bukit. Suasana hening di sekitar goa membuat pengalaman berkunjung terasa lebih sakral dan menyentuh. Pengunjung yang datang akan disambut dengan udara sejuk dan suara alam yang tenang. Meskipun medan menuju lokasi cukup menantang, semuanya akan terbayar lunas begitu sampai di tempat. Bagi para pencinta alam, fotografer, atau sekadar penjelajah, tempat ini sangat cocok dijadikan lokasi eksplorasi yang menyatu dengan nuansa sejarah lokal. Keasrian tempat ini pun masih sangat terjaga karena belum banyak disentuh oleh arus wisata massal.
Walaupun Goa Tengkorak memiliki nilai budaya dan potensi wisata yang besar, eksistensinya belum dikenal luas di tingkat nasional. Masih banyak anak muda yang belum mengetahui keberadaan situs ini, bahkan mereka yang berasal dari Kalimantan Timur sendiri. Padahal, generasi muda saat ini memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi, khususnya melalui media sosial dan komunitas. Jika dikelola dengan baik, tempat ini bisa menjadi ikon wisata sejarah dan alam yang membanggakan daerah. Pengembangan wisata edukatif berbasis sejarah lokal dapat memberikan peluang kerja baru, meningkatkan ekonomi masyarakat setempat, serta mendorong pelestarian budaya tradisional. Dibutuhkan peran aktif semua pihak, termasuk pelajar dan mahasiswa, untuk ikut mempromosikan situs ini sebagai bagian dari warisan Indonesia yang layak diangkat ke kancah nasional bahkan internasional.
Di era digital seperti sekarang, generasi muda memiliki akses dan kekuatan besar dalam mempopulerkan destinasi tersembunyi. Mahasiswa dari berbagai daerah, termasuk yang berasal dari Paser dan sedang menempuh pendidikan di luar daerah, bisa menjadi ujung tombak promosi wisata lokal. Goa Tengkorak, dengan nilai sejarah dan keindahan alamnya, layak untuk diangkat ke platform media digital agar bisa menjangkau lebih banyak audiens. Kampanye kecil melalui media sosial, video pendek, blog, atau bahkan komunitas lokal, bisa menjadi awal dari kebangkitan wisata ini. Dengan ikut mempromosikan Goa Tengkorak, generasi muda juga turut menjaga warisan budaya dan alam yang menjadi identitas daerah. Lebih dari sekadar promosi, ini juga soal rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap peninggalan leluhur. Semakin banyak orang tahu, semakin besar peluang situs ini untuk berkembang dan dikenal dunia.