Have Seat Will Travel – Bali diguyur hujan deras sejak Selasa 9 September 2025 malam hingga Rabu dini hari yang membuat Denpasar lumpuh akibat banjir parah. Air meluap ke berbagai perumahan dan jalan utama sehingga menyulitkan mobilitas warga maupun kendaraan. Tim SAR Denpasar menerima banyak laporan darurat sejak dini hari terkait permintaan evakuasi. Beberapa daerah yang terkena dampak termasuk Perumahan Wiraraja di Desa Ubung Kaja yang harus segera ditangani karena ada warga memerlukan bantuan medis. Intensitas hujan yang tinggi memicu genangan besar di berbagai lokasi termasuk Laksamana Nuansa Kori Lembusora Ahmad Yani Utara hingga Kebo Iwa. Banjir ini tidak hanya menutup akses jalan tetapi juga mengancam keselamatan warga yang berada di wilayah padat. Situasi darurat ini menjadi perhatian besar karena menyangkut keselamatan balita lansia dan warga dewasa yang terjebak di dalam rumah.
Bencana banjir yang melanda Denpasar Bali memaksa tim SAR untuk bergerak cepat menyelamatkan warga. Di perumahan Wiraraja evakuasi dilakukan terhadap mereka yang membutuhkan perawatan medis segera. Kendala muncul ketika banyak akses jalan tidak bisa dilalui kendaraan besar akibat tingginya genangan air. Rescue truck sempat kesulitan masuk ke lokasi namun akhirnya tim berhasil mencapai daerah terdampak. Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar I Nyoman Sidakarya menjelaskan bahwa personel sudah disebar ke titik banjir. Wilayah seperti Pulau Misol Pulau Biak 1 Pura Demak dan Teuku Umar menjadi prioritas evakuasi. Hingga pukul 11.00 Wita tim berhasil mengevakuasi dua balita dua lansia serta tiga orang dewasa. Upaya ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman banjir yang menghantam jantung Bali khususnya wilayah Denpasar.
“Baca juga: Gawat! Ferry Irwandi Dibidik Dansatsiber TNI Gara-Gara Ucapan Kontroversial”
Evakuasi warga di tengah banjir Denpasar tidak lepas dari berbagai hambatan lapangan. Tingginya air membuat beberapa jalan utama tidak bisa dilalui. Personel sempat tertahan karena peralatan terbatas terutama jumlah rubber boat yang kurang memadai untuk menjangkau semua wilayah banjir. Di Pulau Biak 1 seluruh warga berhasil mengungsi ke Balai Banjar namun permintaan bantuan terus berdatangan. Koordinasi antara SAR BPBD dan PMI terus dilakukan untuk memaksimalkan upaya penyelamatan. Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan menegaskan bahwa personel bekerja tanpa henti meski menghadapi keterbatasan. Kendala teknis tidak menghentikan upaya evakuasi karena keselamatan warga menjadi prioritas utama. Kondisi ini memperlihatkan bahwa sistem tanggap darurat di Bali perlu semakin diperkuat agar penanganan bencana bisa lebih cepat.
Tim SAR dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar menyebar ke berbagai titik banjir dengan fokus pada daerah paling parah. Koordinasi dilakukan dengan BPBD PMI serta aparat desa untuk memastikan setiap wilayah terpantau. Di Teuku Umar Kepala Seksi Operasi dan Kesiapsiagaan SAR Juni Antara memimpin langsung evakuasi. Data evakuasi terus diperbarui agar tidak simpang siur dan seluruh korban bisa tercatat. Warga yang berhasil diselamatkan sebagian ditempatkan di lokasi aman seperti balai banjar. Sementara itu tim terus menerima laporan tambahan dari masyarakat yang terjebak di rumah rumah tergenang. Meski cuaca tidak menentu evakuasi tetap dilakukan secara bergantian agar semua permintaan tertangani. Kerja sama lintas lembaga membuktikan bahwa penanganan banjir memerlukan koordinasi ketat demi keselamatan seluruh warga Denpasar.
Banjir besar yang melumpuhkan Denpasar tidak hanya mengganggu aktivitas sehari hari tetapi juga menimbulkan dampak sosial luas. Banyak warga kehilangan akses menuju fasilitas kesehatan sekolah dan tempat kerja karena jalan terendam. Balita dan lansia menjadi kelompok paling rentan sehingga evakuasi mereka mendapat prioritas utama. Peristiwa ini mengingatkan pentingnya sistem mitigasi bencana di Bali mengingat curah hujan tinggi sering terjadi. Infrastruktur drainase yang tidak memadai serta pertumbuhan kawasan permukiman padat membuat banjir semakin sulit dihindari. Pemerintah bersama lembaga penanggulangan bencana perlu menyiapkan strategi jangka panjang agar kejadian serupa tidak terus terulang. Kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan juga harus ditingkatkan demi mengurangi risiko banjir. Peristiwa ini menjadi pelajaran penting bahwa kesiapsiagaan kolektif adalah kunci untuk melindungi kehidupan warga.