Have Seat Will Travel – Bukit Tanarara adalah surga tersembunyi yang terletak di Desa Maubokul, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Nama Tanarara berasal dari bahasa lokal yang berarti tanah merah, mencerminkan warna tanah liat yang mendominasi kawasan ini. Bukit ini menyuguhkan pemandangan perbukitan bergelombang dengan nuansa savana yang sangat khas. Keindahannya begitu dramatis hingga tampak seperti lukisan hidup yang memikat siapa saja yang berkunjung. Bentang alamnya menghadirkan harmoni alam yang tenang dan memanjakan mata. Saat musim hujan, hamparan rumput hijau menyelimuti bukit, sementara pada musim kemarau, warnanya berubah menjadi coklat keemasan yang tak kalah memesona. Pemandangan tersebut menjadikan tempat ini sebagai salah satu spot foto alam yang sangat Instagramable. Bukit ini sering dijadikan pilihan para pelancong yang ingin merasakan nuansa tenang jauh dari keramaian sekaligus mengabadikan momen berharga di tengah lanskap alami yang istimewa.
Salah satu daya tarik utama dari Bukit Tanarara adalah posisinya yang berada di dataran tinggi sehingga menawarkan panorama matahari terbit dan terbenam yang sangat memukau. Di pagi hari, warna langit yang perlahan berubah semburat jingga menjadi daya tarik tersendiri. Saat sore menjelang malam, pemandangan matahari terbenam menciptakan siluet perbukitan yang sangat dramatis. Bahkan pada malam hari, jika cuaca mendukung dan langit sedang cerah, pengunjung bisa menikmati hamparan langit berbintang lengkap dengan gugusan Bima Sakti yang terlihat jelas tanpa terhalang cahaya buatan. Tak hanya pemandangan langitnya, asal-usul perbukitan ini juga menarik untuk disimak. Bukit-bukit yang ada dulunya merupakan batuan karang yang terbentuk secara alami, kemudian ditumbuhi rerumputan hingga membentuk lanskap yang sangat fotogenik seperti sekarang. Nuansa ini menciptakan pengalaman visual yang sulit ditemukan di tempat lain dan memberikan kesan mendalam bagi siapa pun yang menyaksikannya secara langsung.
“Baca juga: Cuma di Aceh! Pantai Lampuuk Tawarkan View Kelas Dunia dengan Harga Tiket Murah”
Bagi kamu yang ingin mengunjungi Bukit Tanarara, ada beberapa hal penting yang perlu dipersiapkan sebelum berangkat. Akses menuju lokasi masih cukup menantang karena jalannya sempit dan minim petunjuk arah, meskipun kondisi jalannya sudah teraspal dengan baik. Disarankan untuk menggunakan kendaraan yang dalam kondisi prima dan memanfaatkan aplikasi peta digital atau bertanya kepada warga sekitar. Sebaiknya hindari datang pada siang hari karena cuaca bisa sangat terik dan membuat tidak nyaman meskipun sudah mengenakan topi atau jaket. Fasilitas yang tersedia di sekitar bukit juga masih sangat terbatas, hanya ada warung dan toilet sederhana. Maka bawalah bekal makanan, minuman, dan peralatan pribadi secukupnya. Jangan lupa membawa gadget terbaikmu, powerbank, serta kamera jika ingin berburu momen-momen indah selama berada di lokasi. Perjalanan menuju Bukit Tanarara akan menyuguhkan pemandangan alam yang sangat memikat sehingga lelah perjalanan akan terbayar lunas.
Mengunjungi Bukit Tanarara bisa dilakukan kapan saja sepanjang tahun, namun ada waktu-waktu tertentu yang lebih direkomendasikan untuk mendapatkan pengalaman maksimal. Saat musim penghujan, perbukitan akan tampak hijau dan segar, menciptakan nuansa sejuk dan damai. Sebaliknya, di musim kemarau, hamparan rumput berubah menjadi coklat keemasan yang memancarkan kesan eksotis dan berbeda. Keduanya sama menariknya dan memberikan keunikan tersendiri. Waktu terbaik untuk menikmati keindahan bukit adalah pagi hari menjelang matahari terbit atau sore menjelang matahari terbenam. Pemandangan yang muncul pada kedua momen tersebut sangat luar biasa dan menjadi favorit para pengunjung. Datang lebih awal juga memberi kesempatan untuk menjelajahi area sekitar dengan lebih leluasa tanpa harus terburu-buru. Sementara malam hari menghadirkan kesempatan langka untuk melihat langit penuh bintang yang sulit didapat di daerah perkotaan. Keindahan ini menjadikan Bukit Tanarara sangat layak untuk dimasukkan dalam daftar kunjungan wisata alam.
“Simak juga: Bahaya Mengintai! Emisi Industri Makin Gila, Transisi Energi Cuma Jadi Wacana?”
Untuk mencapai Bukit Tanarara, pengunjung dapat menempuh perjalanan sekitar dua hingga tiga jam dari pusat Kota Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur. Jaraknya sekitar 68 kilometer dengan rute yang sudah beraspal namun tetap membutuhkan kewaspadaan karena jalannya sempit dan jauh dari pemukiman. Lokasinya berada di Desa Maubokul, wilayah yang masih asri dan belum tersentuh banyak pembangunan. Meski tergolong terpencil, bukit ini bisa diakses menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Pastikan kendaraan dalam kondisi baik karena tidak banyak bengkel atau fasilitas darurat di sekitar lokasi. Salah satu hal menarik dari Bukit Tanarara adalah tidak adanya biaya masuk yang dikenakan. Wisatawan bisa menikmati keindahan alam tanpa harus membayar tiket. Kawasan ini juga dibuka 24 jam penuh sehingga fleksibel untuk dikunjungi kapan saja. Namun tetap jaga etika dan kebersihan lingkungan agar keindahan yang ada dapat terus dinikmati oleh generasi berikutnya.