Have Seat Will Travel – Taman Nasional Merbabu memiliki keunikan yang sulit diabaikan oleh pecinta alam khususnya pengamat burung. Kawasan hutan yang luas dan beragam dari perbatasan hingga ke puncak gunung menjadi rumah alami bagi 106 jenis burung dari 32 famili. Burung-burung yang ditemukan mencakup jenis endemik dan dilindungi seperti Elang jawa Elang hitam dan Opior jawa. Keanekaragaman ini menjadikan kawasan Merbabu sangat potensial untuk wisata edukatif berbasis konservasi. Hasil monitoring yang dilakukan menunjukkan sebaran individu burung yang merata serta adanya penambahan spesies langka seperti Celepuk jawa dan Bondol hijau dada-merah. Dengan lanskap alami dan iklim yang mendukung berbagai jenis ekosistem burung dapat tumbuh dan berkembang secara seimbang. Tidak heran jika Taman Nasional Merbabu dinilai sebagai salah satu tempat terbaik di Pulau Jawa untuk birdwatching. Keindahan dan keberagaman burung yang ada membuat pengalaman pengamatan menjadi sangat berharga dan mengesankan.
Keunikan Taman Nasional Merbabu tidak hanya terletak pada keindahan alamnya tetapi juga karena keberadaan burung langka dan dilindungi yang hidup bebas di dalamnya. Taman ini menjadi habitat penting bagi kelompok raptor seperti Elang jawa dan Alap-alap sapi yang berfungsi sebagai top predator dalam rantai makanan. Burung-burung ini tidak hanya berperan dalam keseimbangan ekosistem namun juga menjadi daya tarik utama dalam wisata pengamatan burung. Keberadaan mereka menandakan kesehatan lingkungan yang masih terjaga dengan baik. Para wisatawan yang datang untuk birdwatching dapat menyaksikan langsung bagaimana burung-burung tersebut beraktivitas di habitat alaminya. Di samping itu jenis nokturnal seperti Celepuk jawa juga ditemukan di wilayah ini. Kegiatan ini telah didukung oleh dokumen panduan lapangan yang menyebutkan adanya 106 jenis burung yang telah dicatat. Keanekaragaman tersebut membuat Taman Nasional Merbabu sangat berharga dari sisi ekologis sekaligus menarik dari sisi pariwisata edukatif.
“Baca juga: Bikin Merinding! Ini 6 Fakta Gunung Binaiya di Maluku yang Jarang Diketahui Pendaki”
Pengamatan burung atau birdwatching kini menjadi tren wisata edukatif yang semakin populer di kalangan masyarakat modern. Aktivitas ini tidak hanya memberikan pengalaman visual yang menenangkan tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi satwa liar. Birdwatching dikenal sebagai wisata back to nature yang bisa dinikmati oleh berbagai usia. Selain sebagai hiburan kegiatan ini juga memperbarui data potensi jenis burung di suatu kawasan. Hal ini sangat penting bagi pengelolaan taman nasional yang berkelanjutan. Di banyak negara seperti Malaysia Thailand dan Kenya wisata birdwatching bahkan telah menjadi sektor ekonomi yang berkembang pesat. Wisatawan dari Eropa dan Amerika rela datang jauh-jauh hanya untuk melihat burung langka di habitat aslinya. Mereka menghabiskan uang untuk pemandu alat pengamatan penginapan dan transportasi. Indonesia termasuk Taman Nasional Merbabu punya peluang besar dalam avitourism jika potensi ini terus dikembangkan dengan pendekatan konservatif dan berkelanjutan.
Dengan potensi burung yang tinggi berbagai jenis paket wisata birdwatching dapat dikembangkan di Taman Nasional Merbabu. Salah satunya adalah pengamatan sarang elang di habitat aslinya yang bisa menyuguhkan perilaku burung dari dekat. Wisata malam juga menarik bagi pengamat burung nokturnal seperti Celepuk jawa dan Serak jawa. Pengunjung bisa mengeksplorasi hutan saat malam tiba dan menikmati suasana yang benar-benar berbeda. Selain itu jalur pendakian yang umum digunakan pendaki juga menyimpan banyak jenis burung khas seperti Anis gunung dan Kipasan-ekor merah. Ada juga jenis burung penghuni perbatasan hutan seperti Kepudang sungu jawa dan Kerak kerbau. Kegiatan ini dapat ditawarkan dalam bentuk tur edukatif berbasis komunitas yang melibatkan masyarakat sekitar hutan. Dengan melibatkan warga lokal sebagai pemandu dan penjaga kawasan manfaat ekonomi juga bisa dirasakan secara langsung. Berbagai pendekatan ini membuka peluang pengembangan wisata alam yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik dan mendukung konservasi.
“Simak juga: Google Siapkan Tenaga Air untuk Pusat Data, Tapi Angkanya Bikin Kepala Pusing!”
Kegiatan birdwatching di Taman Nasional Merbabu memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi avitourism atau wisata burung berskala nasional bahkan internasional. Kawasan ini sudah memenuhi tiga kriteria utama daya tarik birdwatching yakni keberadaan burung endemik migran dan konservasi tinggi. Jenis-jenis seperti Elang jawa dan Cekakak jawa sangat menarik perhatian wisatawan asing karena hanya ditemukan di Indonesia. Sementara burung migran yang melintasi lintas benua memberikan pengalaman eksklusif yang jarang ditemui. Dengan dokumentasi dan infrastruktur pendukung yang memadai kegiatan ini bisa menghasilkan manfaat ekonomi dan konservasi secara berkelanjutan. Wisata seperti ini juga mampu meningkatkan pendapatan warga sekitar serta menumbuhkan kepedulian terhadap kelestarian hutan. Program edukasi dan pelatihan pengamatan burung dapat diberikan kepada masyarakat agar mereka bisa terlibat langsung. Dengan pendekatan konservasi dan komunitas berbasis wisata birdwatching bisa menjadi aset berharga. Apalagi Taman Nasional Merbabu memiliki sumber daya hayati yang sudah diakui dan dilindungi oleh berbagai regulasi nasional dan internasional.