Have Seat Will Travel – Istana Maimun, yang terletak di pusat kota Medan, merupakan bukti megah dari kejayaan Kesultanan Deli. Dibangun antara tahun 1888 hingga 1891 oleh Sultan Deli IX, Sultan Ma’moen Al-Rasyid Perkasa Alamsyah, istana ini tetap menjadi landmark bersejarah yang signifikan. Dikenal dengan warna kuning dan hijau yang mencolok, istana ini melambangkan kemakmuran dan ketuhanan, yang diwakili oleh warna-warna tersebut. Sebagai salah satu destinasi paling banyak dikunjungi di Medan, Istana Maimun menawarkan wawasan mendalam tentang warisan kerajaan daerah ini.
Pembangunan Istana Maimun diprakarsai oleh Sultan Ma’moen Al-Rasyid Perkasa Alamsyah atas permintaan istrinya. Keluarga kerajaan memilih desain yang memadukan pengaruh arsitektur Timur dan Barat. Salah satu fitur paling mencolok dari istana ini adalah fasadnya yang berwarna kuning dan hijau. Warna kuning dipercaya melambangkan kekayaan dan kekuasaan, sementara hijau melambangkan ketuhanan. Dengan 30 ruangan, istana ini memiliki luas sekitar 2.772 meter persegi. Pengunjung hanya dapat mengunjungi tiga ruangan yang dibuka untuk umum, yang memberikan gambaran tentang kehidupan sehari-hari keluarga kerajaan.
“Baca juga: Eksplorasi Pantai Mangrove Medan: Tiket Masuk, Lokasi, dan Daya Tariknya”
Setelah memasuki istana, pengunjung akan disambut dengan ruang resepsi yang besar. Ruangan pertama ini biasanya digunakan untuk menyambut tamu penting. Di dalam ruangan ini terdapat foto hitam-putih istana yang diambil pada tahun 1925. Keanggunan ruangan ini menjadi pembuka yang sempurna untuk bagian istana berikutnya.
Ruangan kedua, yang terletak di tengah, digunakan oleh Sultan untuk mengadakan pertemuan dan diskusi penting. Di sini, pengunjung dapat melihat singgasana Sultan yang dihiasi dengan warna kuning dan emas, dikelilingi oleh lukisan-lukisan indah. Ruangan ini menunjukkan perpaduan gaya Timur dan Barat, dengan ukiran yang rumit, lampu gantung elegan, dan kipas angin yang menambah kesan mewah.
Salah satu unsur lokal yang sangat mencolok di Istana Maimun adalah motif bunga tembakau yang ada di sayap kanan ruangan tengah. Motif bunga tembakau ini bukan hanya sebagai hiasan, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam sejarah Medan. Pada masa lalu, bunga tembakau menjadi salah satu komoditas penting yang mendukung perekonomian masyarakat Medan. Tanaman tembakau ini bahkan dikenal sebagai sumber utama penghasilan bagi banyak keluarga di wilayah tersebut. Keberadaan motif bunga tembakau di istana menggambarkan hubungan erat antara budaya dan ekonomi lokal.
Selain itu, di dalam istana, pengunjung dapat menemukan penjual cendera mata yang merupakan anggota keluarga sultan. Mereka membuka kedai di sisi kanan dan kiri ruangan, menjual berbagai suvenir khas. Pengunjung juga dapat menyewa busana tradisional Deli, yang memungkinkan mereka merasakan pengalaman mengenakan pakaian adat dan lebih dekat dengan budaya khas Kesultanan Deli.
“Simak juga: Evaluasi Karier: Kunci untuk Pertumbuhan dan Penyesuaian Profesional”
Ruangan terakhir yang dapat dimasuki oleh pengunjung adalah ruang makan. Di ruangan ini, terdapat meja makan besar yang hingga kini masih digunakan. Terdapat juga kursi replika Sultan dan berbagai perhiasan replika milik kesultanan. Ruangan-ruangan lainnya yang tidak terbuka untuk umum terletak di sayap kanan dan kiri istana, yang masih dihuni oleh keluarga Sultan. Menurut pemandu, sekitar 20 kepala keluarga tinggal di sana, termasuk Sultan Deli XIV yang saat ini berusia 25 tahun.
Istana Maimun tetap menjadi tempat yang penuh dengan sejarah dan budaya. Setiap ruangan menceritakan kisah kejayaan Kesultanan Deli yang pernah memimpin wilayah ini. Bagi wisatawan yang tertarik untuk melihat lebih dalam tentang sejarah dan kebudayaan Medan, istana ini adalah tempat yang wajib dikunjungi.