Have Seat Will Travel – Fakta Gunung Binaiya memang menarik perhatian para pendaki dari seluruh Indonesia. Terletak di Pulau Seram Provinsi Maluku gunung ini merupakan puncak tertinggi di wilayah tersebut dengan ketinggian 3.027 meter di atas permukaan laut. Gunung ini menjadi bagian dari Taman Nasional Manusela yang membentang seluas 189.000 hektar mencakup sekitar dua puluh persen wilayah Pulau Seram. Tidak hanya itu Gunung Binaiya juga masuk dalam jajaran tujuh puncak tertinggi di Indonesia atau dikenal dengan Seven Summits bersama Gunung Jayawijaya Rinjani Semeru Latimojong Kerinci dan Bukit Raya. Tidak seperti beberapa gunung lainnya Gunung Binaiya bukan termasuk gunung api melainkan bagian dari pegunungan karst yang bentuknya unik dan menantang. Karena keunikannya banyak pendaki menjadikan gunung ini sebagai target utama dalam menaklukkan tujuh puncak tertinggi di tanah air. Keindahan serta tantangan dari jalurnya telah banyak diabadikan oleh pendaki profesional dan pecinta alam dari berbagai daerah.
Salah satu Fakta Gunung Binaiya yang cukup mencengangkan adalah waktu pendakian yang sangat panjang. Rute dari sisi utara dimulai dari Desa Kanike dengan ketinggian awal 186 meter di atas permukaan laut. Dibutuhkan waktu sekitar sebelas hari untuk mencapai puncaknya melalui jalur ini. Sedangkan jika memilih jalur selatan yang dimulai dari Desa Piliana waktu tempuhnya berkisar delapan hari. Selama perjalanan pendaki akan melintasi hutan lebat sungai besar dan medan yang berubah dari datar hingga curam. Salah satu sungai yang dilewati adalah Sungai Yahe dengan arus deras dan lebar mencapai enam meter di musim hujan. Desa-desa yang dilewati di antaranya adalah Roho Huaulu Moso dan Manusela yang menawarkan budaya lokal dan keramahan penduduk setempat. Jalur ini bukan hanya menantang secara fisik tetapi juga menyajikan pengalaman budaya dan alam yang luar biasa. Perjalanan panjang ini membuat Gunung Binaiya menjadi salah satu destinasi pendakian paling ekstrem namun memuaskan di Indonesia.
“Baca juga: Rahasia Mistis Pantai Parangtritis yang Jarang Diungkap, Berani Baca Sampai Habis?”
Perjalanan menuju puncak akan membawa pendaki melewati bentang alam yang bervariasi dan luar biasa menantang. Dimulai dari kawasan pesisir jalur akan membawa pendaki masuk ke hutan tropis yang sangat lebat. Pepohonan tinggi menjulang membuat sinar matahari sulit menembus ke dasar hutan. Medan pendakian juga berubah-ubah mulai dari hutan pantai rawa hutan hujan hingga zona sub alpin. Di beberapa titik pendaki akan menyeberangi sungai besar yang bisa mencapai kedalaman hingga lutut saat musim kemarau. Salah satu momen yang cukup ikonik adalah saat melewati Aiu Lanusalai yang dikenal sebagai sumber air alami bagi para pendaki. Jalur ini kemudian dilanjutkan ke Lakuamano dan Aye Moto lalu menanjak ke Puncak Manukupa hingga tiba di Camp Wayfuku. Medan di sekitar camp ini ditandai dengan bebatuan karst yang tajam dan padang lumut yang licin. Dengan ekosistem yang begitu beragam gunung ini menghadirkan pengalaman mendaki yang sangat kaya secara visual dan biologis.
Tidak hanya menyajikan pemandangan dan tantangan alam Fakta Gunung Binaiya juga mencakup kekayaan flora dan fauna serta budaya lokal yang unik. Pendaki dapat melihat burung endemik khas Pulau Seram dan tumbuhan langka seperti pakis Binaiya yang hanya tumbuh di wilayah ini. Selain itu masyarakat lokal juga memanfaatkan daun gatal sebagai ramuan tradisional untuk mengurangi pegal dan kram otot. Cukup dengan mengusap daun tersebut ke area tubuh yang terasa lelah seperti paha betis atau lengan maka rasa nyeri perlahan akan berkurang. Tradisi ini telah digunakan secara turun-temurun oleh warga desa sekitar dan dipercaya efektif oleh banyak pendaki. Sebelum mendaki dari Kampung Kanike pendaki akan diajak mengikuti upacara adat yang dipimpin kepala desa. Salah satu ritualnya melibatkan pemotongan ayam hitam sebagai bentuk permohonan keselamatan selama perjalanan. Semua elemen budaya dan alam ini menjadikan pendakian ke Binaiya sebagai pengalaman yang tidak sekadar fisik tetapi juga spiritual.
“Simak juga: Resmi Dibuka Hari Ini! Summit Hidrogen Hijau Siap Guncang Dunia Energi Bersih”
Jalur selatan yang melewati Desa Piliana dikenal sebagai rute yang lebih pendek namun tetap menyimpan tantangan berat. Dari desa ini perjalanan dimulai dari dataran rendah dekat bibir pantai dan langsung masuk ke jalur menanjak. Setelah beberapa jam perjalanan akan ditemui Sungai Yahe yang menjadi tantangan tersendiri karena arusnya cukup deras. Di musim kemarau sungai ini menyusut menjadi lebar lima meter dengan kedalaman sebetis orang dewasa. Pendaki dapat menginap di rumah kepala desa yang disebut Bapak Raja oleh penduduk setempat. Setelah itu perjalanan menuju Lakuamano dilanjutkan ke kawasan Aye Moto yang berada di jalur curam dan penuh akar. Pendakian makin berat saat memasuki Tekeuna dan Camp Isilali yang didominasi oleh karst tajam. Dari sana hanya butuh tiga setengah jam menuju Gunung Bintang dan dilanjutkan ke Camp Wayfuku yang menjadi titik terakhir sebelum mencapai puncak. Rute ini benar-benar menguji ketahanan fisik dan mental para pendaki yang ingin menaklukkan gunung tertinggi di Maluku.